Tadi baru ngestalk twitter salah satu penulis idola gue, she’s
an introvert. Setelah gue pikir-pikir lagi, selama gue menjalani masa SMA,
bahkan sampai kuliah ini. Gue selalu merasa lebih nyaman dan aman ketika
berbicara dengan seorang introvert. Contohnya Fan-Fan, gue selalu ngerasa lebih
nyaman dan aman ketika ngobrol sama dia.
Beda ketika gue becanda dan riuh-riuh sama teman-teman
ekstrovert gue. Seru, tapi nggak aman. Ini bukan menstereoptipkan tipe-tipe
orang berdasarkan kategori gue (misalnya introvert lebih bisa dipercaya,
daripada mereka yang ekstrovert), bukan. Itu Cuma perasaan yang gue dapet gitu
aja.
Plus, biasanya mereka yang lebih banyak mendengar , pemikirannya
biasa lebih relevan dan logis. Gue suka ngedengerin persepsi mereka yang
anomali daripada persepsi orang kebanyakan. Karena mereka lebih banyak melihat
dan mendengar dibanding berbicara ataupun mengalami langsung. Ngerti maksud gue
kan, ya?
Intinya gue ngerasa jadi semakin pintar kalo ngobrol sama
mereka-mereka yang introvert. I mean, gue bisa mengerti dari persepsi yang
berbeda. I’m a good listener ketika dibutuhkan, bahkan biasanya teman-teman
introvert gue senang curhat ke gue. Itu semacam satu keuntungan sih, hahahaha.
Karena selalu ada hal baru yang bisa lo ambil dari orang lain.
Kalo berdasarkan tes Jung and Briggs yang mana nggak akan
gue kasih liat di sini, lucu karena tes gue mengalami perubahan sejak semester
4 kemarin gue ngerjain tes ini, dan sekarang. Dulu gue sempat dapet ENTP dan
ENTJ pokoknya muter-muter gimanapun selalu dapat dua itu, dan baru-baru ini
dapat INFP, dengan tingkat Introversi 11%.
Gue sebetulnya sadar, semakin ke sini gue semakin menikmati
waktu sendiri, tapi manusia selalu berubah. Despite nggak ada satu orangpun
yang setuju kalo gue introvert, gue selalu merasa, jauh di dalam sana, gue
beneran introvert yang lebih suka dunia gue sendiri dibandingkan dunia luar.
Jadi... yaudah sih. Gitu aja.
Pengen banget ngobrol sama si anu2an yang gue ngefans
itu.....................................
Salam Roti!