Rabu, 14 Desember 2016

Buku

Buat gue buku adalah sumber wawasan terbaik (despite gue jarang baca buku ya, saudara-saudara). Iya, lo bisa dapet wawasan dari manapun. Youtube, wikihow, ngobrol sama orang, dateng ke seminar, anything. Tapi buat gue, buku adalah satu-satunya karya yang membutuhkan komitmen panjang dan pemikiran secara menyeluruh untuk menyampaikan suatu teori, paham, ataupun informasi.

Jadi menurut gue, untuk mendapatkan pemahaman akan sesuatu secara lebih dalam dan mendetail, buku adalah jawabannya. Misalnya agama, lo mau tahu tentang satu agama dan mau paham tentang agama tersebut, maka cara terbaik adalah baca bukunya, baca kitabnya. That’s the reason kita sekolah pake buku. Menetapkan peraturan pake buku. Karena di dalam buku, semua yang mau disampaikan dapat disampaikan dengan lebih menyeluruh.

Berangkat dari pemahaman itu, gue berpikir bahwa kita bisa memelajari banyak hal hanya dari buku. Kita bisa tahu tentang banyak konsep dan teori, dari buku. Ga harus buku teori, bisa buku-buku yang lebih menarik atau entertaining untuk dibaca.

Beberapa bulan lalu, di grup kampus ada yang ngeshare website untuk download buku-buku (versi pdf) yang related ke Urban Planning dan Arsitektur secara gratis. Karena penasaran gue buka-buka, lalu gue download satu-satu. Ya who knows kan apa gunanya ilmu dan informasi ini buat gue. Lagian, gue pikir dengan rutinitas yang gue jalanin sekarang, I need something to stimulate myself, to enrich my brain. Di kantor gue belajar banyak banget. Gue juga baru sadar gue bego banget. That’s why I need something else for my learning phase, di luar bidang pekerjaan yang lagi gue gelutin sekarang.

Ya dan supaya...

Keliatan lebih pinter aja kalo ngomong sama orang. Wehehehe.

 Anyway, gue baca dua buku arsitektur yang cukup recommended, satu ‘Architecture without Architect’, karangan Bernard Rudofsky dan ‘Architecture of the City’ karangan Aldo Rossi. Gue baru ngeh ternyata buku kedua itu relate ke field Urban Planning gue karena dia membahas arsitektur dari persepsi arsitek sebagai komponen kota, dan gimana konsep arsitekturan dari masing-masing bangunan ngebentuk satu kota. Logically, it makes sense.

Dua-duanya belom kelar, entah bakal kelar entah enggak. Yang penting dimulai aja dulu buat ngisi waktu.
 Yaudah gitu aja Cuma mau pamer gue lagi baca buku berat, ini kan blog pencitraan.
Bye

Salam Roti!

Rabu, 30 November 2016

Bapak-Bapak Me Time

Setiap kali liat bapak-bapak nongkrong di dunkin atau sevel sambil ngerokok dan main hape, jujur aja gue suka nyinyir. I mean. What the hell are you doing here, bapak-bapak? Tidakkah anda punya anak dan istri di rumah?

Anyway, barusan gue jadi stereotip bapak-bapak yang gue bahas di atas. Ini gara-gara gue bete banget nungguin gojek dari jam setengah 6 sampe jam setengah 7 ga dateng-dateng, taunya di cancel. Akhirnya gue hijrah ke sevel deket kantor gue. Oh how... Comforting. Gue baru sadar, bapak-bapak itu cuma butuh me time.

Kamis, 10 November 2016

This Polyamorous Shit

Polyamorous is a selfish word.

I don’t even identify it as something real.

Now... sebelum semua yang baca dan paham akan kata itu mendefine gue sebagai orang yang judgemental (though I am. Applause for myself), gue punya alasan.

Minggu, 06 November 2016

Slow Down

Well, I’m a mess.

So unorganized, so dirty like a pig, and so... impulsive.

Like, everything has to be done in a rush. Gue terlalu mengimplementasikan, “Ayo cepet, cepet.” Di segala aspek hidup gue. Makan, kerja, mikir. I need to slow down a little and see things through. Because when I move fast, when I try to be fast, I tend to make mistake. I tend to be unorganized and messy. So..

Rabu, 19 Oktober 2016

Pengen Sombong

Okay. Life as a young executive. So let me update it here.

First of all, gue sangat suka… sangat, sangat suka, tempat perusahaan gue bekerja. This is what I tell to all of my friends. Bahwa untuk memutuskan bekerja dan berkomitmen di suatu tempat, lo harus berdasarkan tiga hal berikut ini:

  1. Tempat kerja itu bisa bikin lo nyaman
  2. Lo bisa memberikan potensi terbaik lo bagi tempat kerja lo
  3. Lo bisa belajar banyak dari tempat kerja lo.

Rabu, 28 September 2016

Life is Good

Situation changed. In a way I always hope it should be. In a slow-paced, controlled, and stable way. Transisi dari anak kuliahan, pengangguran, dan mendapat gaji kedua gue beberapa hari lalu. Things changed. Kadang bukan Cuma tanggung jawab besar yang ada di depan mata, but more about... what can I do more for my future.

Minggu, 04 September 2016

Stupid and Restless







If anyone remember about caca, salah satu temen kuliah gue yang pernah gue bahas waktu awal semester satu, yang gue kagumin banget karena kepintarannya itu. You know... she is a really good brainstorming friend. Really, really, really good one. She knows everything. Like... everything. She has thought and perception about what she knows also. Which make us a really good discussion team.

So people, be stupid and restless forever.

Salam Roti!

Sabtu, 03 September 2016

Insecurities

Insecurity itu satu kata yang sangat familier buat gue. Despite akan terdengar membosankan dan klise (karena please, I talk about it very, very, often), lately gue punya pandangan baru, ya ga baru-baru banget mungkin. Like gue udah tau dampak dari rasa insecure adalah begini dan begitu. But, I see it now. Gue melihat itu terjadi dalam kehidupan nyata, pada pengalaman teman-teman gue. Soal pacar mereka, soal karir mereka, soal hidup mereka.

Sabtu, 13 Agustus 2016

Andry Antoni

Andry: “Kalian tau kasus presiden Brazil ga sih? Yang ditendang sama wakil presidennya padahal udah 12 tahun menjabat bareng.”

Antoni: “Udah pada tau soal OBOR yang mau dibuat China? One Belt One Road, jadi dia mau bikin jalur sutra perdagangan nyatuin beberapa negara pake infrastruktur buat ningkatin perekonomian negara dia.”

*Melirik Andry dan Antoni bergantian sambil senyum idiot*

Marisa: “Eh.. umn... apa ya. Kalian tau kan klitoris apaan? Kalo bukkake? Itu yang cewe jepang rame-rame digitu-gituin? Itu...”

Come on Marisa!

More Daily news website and less japan adult video, please?!

Anyway, if you want me to be honest? Mereka berdua adalah teman yang akan gue simpen selamanya. Yang akan jadi temen sharing dan brainstorming sampe ketika kita udah mantep dengan karir dan puncak kehidupan masing-masing. Mungkin nanti kita mulai bahas politik illuminati yang mulai menguasai dunia, who knows? Who knowwws??? Illuminati itu ada ya know. Meskipun kata Caca perkara brexit jauh lebih penting daripada eksistensi organisasi mistis itu.

Kita selalu mengadakan percakapan intens, sampe kadang-kadang gue suka diginiin kalo share soal ini, “Weh, Mar. Itu nongkrong apa seminar?”

“Bukan ego, lagi forum debat.”

Biasanya gue sama Antoni paling sengit. Di sini gue mengakui kelemahan gue yang sok tau dan kurang akurat mengolah fakta. Gue suka lupa detil-detil penting fakta, mungkin kalo gue jadi Otto Hasibuan, Jessica udah dipenjara sekarang gara-gara gue salah ngomong.

While Antoni penggemar berita, gue nggak tau tuh anak sejak kapan jadi suka baca berita, sejak kapan juga pengetahuannya jadi seluas itu. But it’s impressive. Antoni orang yang idealis juga, you know what. I hate idealist people. They’re stubborn and cling to their thought very very intensely. Well, orang-orang itu sangat fun diajak debat sampe gue bisa nemuin kesalahan dari pernyataan-pernyataan gue dan gue akan dapet banyak pemahaman baru.

Yesterday was just fun! And thoughtful.

Because there are many, many, things in the world yang sangat penting dan menarik dan mungkin nggak gue tau. Mereka, membantu gue ngeliat itu, mengetahui itu. Ya, jujur aja, bacaan gue selama ini kan Cuma sampe novel romance atau horor, bukan buku-buku non-fiksi yang setiap kalimatnya harus gue pikir atau search di google translate. Jadi this kind of meeting is very important for me.


Salam Roti!

Jumat, 05 Agustus 2016

Too Bored to Exist

That moment when you feel like shit *ngunyah permen biar semangat*

Everything seems like an eternity of boredom. Gebetan yang lagi lo incar, ngebosenin. Kopi yang lo minum, ngebosenin. Video yang lo tonton, I’ve watched it a hunderd times already. Buku yang lo baca, too bored to read a book. Temen chat yang biasa, ahhh ngebosenin. Ketemu temen? Harus ngirit. Kan sekarang gayanya kalo ketemu di coffeeshop secangkir 50 ribu. Gue harus bertahan hidup tanpa minta sampe kerja dan dapet gaji sendiri.


Biasanya di momen kaya gini, I become an annoying person. Ngomenin semua status orang di IG, nge-like foto semua orang, satu-satunya hal menyenangkan yang gue lakukan adalah membayangkan gue ada di bathtub berhamburan uang cepecengan. Iya memang semurah itu gue. Hanya seharga uang. But it’s an awesome fantasy though. Lebih awesome daripada bengong jorok.

Maybe I need a gun to be pointed toward my throat, so I'll be grateful to have such a life. *pasca nonton Fight Club*

P.s. Baru nyadar. Seumur hidup gue belum pernah tidur di atas rumput. How does it feel?

Salam Roti!

Senin, 01 Agustus 2016

"Nggak Tau"


Bayangkan lo terlibat dalam sebuah percakapan yang seru di satu pesta, or anything that’s boring, seperti seminar “Penanggulangan Limbah Tai Kucing dengan Mengubah Karakteristik Sosial Penduduk Jakarta” (Jayus, but it sounds academic enough right?), dengan kumpulan para profesional dan akademisi di dalamnya, you’re feeling good, and smart enough to keep up with their topic. Then, suddenly, salah satunya melayangkan pertanyaan yang tidak lo tahu jawabannya. Iya, di tengah-tengah orang pinter yang tau segalanya.

Kamis, 28 Juli 2016

Asal Usul Kancut


Mitha, 22 tahun, sedang memelajari asal usul kata dalam bahasa indonesia.

Rabu, 27 Juli 2016

Mitha : The Absurd-est Human Being

Mitha itu...

Absurd.

Lukisan monalisa kalah sama dia. Dia itu, the absurdest to the highest level of human being.

Jadi untuk pembukaan, karena gue jarang sebut nama Mitha di blog gue, karena dia hina sejujurnya. Gue emang baru sering jalan sama dia sekitar dua semester belakangan ini. Karena dia komoditas yang menyenangkan (anak kosan yang ga protes kalo ditumpangin buat ngerjain tugas), suka dugem (bisa gue tanya-tanya soal dunia malam, in case of novel research atau biar gue bisa sok gaul aja kalo ngomong sama orang-orang), dan paling murah kalo diajak jalan. I mean, dia selalu bisa diajak jalan. Hahahahaha.

Minggu, 17 Juli 2016

Language(s)

Waktu itu gue lagi di dalam transjakarta. Lupa mau kemana. Tepat di sebelah gue ada dua orang, satu orang indonesia, dan satu bule. Mereka kayanya mau ke museum-museum di Jakarta (tapi gue beneran nggak inget waktu itu gue mau kemana). Gue rasa peran si orang Indonesia ini semacam guide untuk si bule itu. Dan waktu gue nengok, ternyata ada sekitar 3 bule dengan 3 orang Indonesia dan mereka saling kenal.

Senin, 11 Juli 2016

Enjoy, shall we?

Good books, bad books. Thrilling movies, boring movies. Who am i to judge? Not a critic, nor a professional editor. What I know is, whether I like them or not.

Ini sebetulnya pernyataan gue tentang subjektifitas gue ketika menilai beberapa hal. Karena buku dan film untuk dinikmati, bukan untuk dianalisis. Anyway, penilaian buku itu layak disukai atau enggak nggak selalu karena embel-embel “International Bestseller”, meskipun bisa jadi salah satu acuan bahwa buku itu disukain banyak orang.

Individu punya kriteria masing-masing untuk memutuskan mereka suka atau enggak sama hal tersebut. Pengalaman pribadi, impian, sudut pandang, genree, bahkan aktor dan artis yang berperan. Laku keras bukan berarti kita suka, nggak laku bukan berarti kita nggak suka. Even the worst books you have ever encountered, if it tells about your life, you will somehow intrigued by it.

Random thoughts.

Intinya, we love books and movies, so let’s enjoy it the way it’s suppose to be enjoyed.


Salam Roti!

Sabtu, 09 Juli 2016

The Alchemist, though

So... Di tengah balada yang dialami kebanyakan pengangguran (which is a state that I’m in right now) adalah memusingkan masa depan, apakah rencana sudah settle, apakah rencana yang sudah settle itu sudah yang terbaik, apakah yang dilakukan sekarang untuk rencana yang sudah settle dan entah itu adalah yang terbaik adalah hal yang tepat? Kata temen gue, “Sekali-kali ngobrol sama hati lo sendiri.”

Sabtu, 02 Juli 2016

Being Underestimated

Being underestimated is a good thing.

Ga percaya?

Tanya aja sama Imas yang dapet lirikan sinis beberapa orang waktu ambil topik studi pengembangan properti as if dia nggak akan mampu ngerjain skripsinya, turns out dipuji oleh semua dosen penguji di ruang sidang. Tanya aja Mitha yang suka dikatain goblok sama gue, yang taunya lulus PDP II (nggak sih, Mit. Ini mah gue ngehibur lu doank).

Kamis, 23 Juni 2016

Imas

It should be a good day. Hari ini gue sidang skripsi. It should be a good day but I cried. Gue nggak bisa jelasin kenapa-kenapanya. Lagian bakal jadi ga relevan juga sama judul gue di atas. Gue paling ga suka nangis di tempat umum. Ya, karena malu-maluin. Jadi gue akan pergi ke pojokan dan diem sendirian.

Kamis, 16 Juni 2016

Save Me

I’m sick. Batuk yang entah karena bakteri atau virus. Just tossing and turning around in bed, lalu jalan, keliling rumah, buka kulkas tapi ga ada yang bisa dimakan. Buka laptop, nonton youtube. Nggak ada tenaga ngeliat judul “Bab V Analisis”. Sore-sore ditelpon Eki Cuma buat ngasih tau akhir bab 5 udah harus ada zona pengembangan. Agak malem di-line Mitha nanyain desain sketch up. Kepala gue buyar sebentar lagi. Karena gue baru ada di titik 5.5 dari bab 7, kesimpulan.

At this point, I’m trully, asking myself. With full honesty, dan dengan kelembutan, “Why on earth, Marisa. Waktu pemilihan topik lo milih penataan? Why? Ada ratusan mall di Jakarta ini yang butuh pengelolaan dengan baik. Then your last semester would be simple.”

Setiap gue ngeluh semua orang jawab, “Tenang, Mar. Gue yakin lu pasti kelar.”, mungkin jawaban semua orang yang ga tau mau jawab apa.

Tanpa mereka bener-bener tau gimana males dan tukang nundanya gue.

Tanpa mereka bener-bener tau gimana bencinya gue sama objek studi gue yang alay dan trashy itu.

Dimana, hari senin gue udah harus ada desain tapak entah via sketchup or autocad. Gue nggak tau sejak kapan syarat desain tapak itu jadi “wajib” untuk anak penataan.

P.s. In a stressful situation, however still find a way to watch “How to make a delicious italian ricotta cheesecake.” I think i wanna be a chef instead.

P.s.s. 3 days before deadline. Dan masih nggak tau analisis pasar gue harus diapain. I think i really like this part the most. Turns out...

P.s.s.s. I’m definitely a PRO-procrastinator.


Someone save me.

Minggu, 12 Juni 2016

Procrastinators

I just found something interesting on youtube, a talk by Tim Urban for TedX. Very recommended for you to watch. He delivered it in a funny way, realistic examples, that we all experience in our everyday life. Espescially for an almost bachelor graduate like me. (F*ck).

https://www.youtube.com/watch?v=arj7oStGLkU

Anyway...

I procrastinate again.

Seharusnya gue liat analisis. Bukan buka youtube.

But. Fuck this.

P.s. Procrastinators start by the word "Pro"... HAH!

Salam Roti!

Random Thoughts

Gue sidang sekitar 12 hari lagi. Sidang tugas akhir. I know, it might not be a big deal for some people. But for me it is. Bukan, bukan karena itu adalah hal yang momentum dan sangat penting di hidup gue, well it is sebetulnya at some point, karena ini adalah momen terakhir kuliah gue di PWK, but tbh, mainly because ada 7 analisis yang harus gue buat dan baru 3 analisis yang 100%. HAHAHAHAHA.

I am a lazy person, and a procrastinator. Yang bikin gue suka ternganga ngeliat orang-orang kaya beberapa temen gue yang Ipnya 3,8 ke atas di kampus. Yang kalo ngomong dan bikin rencana harian itu jelas, “Gue harus ngerjain tugas dari jam segini sampe jam segini.”

“Gue harus jadi ketua organisasi.”

“Gue udah siapin waktu buat jalan minggu ini ama kalian.”

Very organized, planned, and have been thought thoroughly. Every gesture, every decision, in everything they do.

No, that’s not me. Jadi buat beberapa pembaca blog yang punya persepsi delusional akan gue. Plis... Sadarlah secepatnya.

But gue juga bukan mereka yang bisa ngelepas segalanya like they have nothing to lose. Yang nggak peduli akan berapa IP mereka dan nggak peduli sama deadline dosen. Like they don’t really need this degree. Itu juga bukan gue.

Yang bisa ninggalin temen-temen sekelompoknya dan lepas tangan sepenuhnya ketika ada tugas kelompok. Itu sama sekali bukan gue. I know my responsibility, but I’m lack of dicipline for myself. I want to have credibility and integrity tapi kadang nggak punya konsistensi atas apa yang gue ungkapin ke orang-orang dan apa yang gue lakuin.

Laziness and procrastination is not what successful people do. But, gue juga ngeliat temen-temen gue yang disiplin, berprestasi, but lack of vision. I’m all about visions and goals but lack of dicipline and stuff.

Auk, ah. Gue mau ngerjain analisis dulu.


Wish the best for me. Doa itu efektif. So you may do it for my sake.

P.s. I love fasting season. Terutama di hari minggu kaya gini, gue bisa jajan sepuasnya di sekitar rumah. Lusa gue beli timbangan

P.s.s. Gue nggak deg-degan. Tapi gue stress setengah mati. Kebawa mimpi, sakit perut, yang muncul tiba-tiba. I just realized ciri-ciri gue stress emang sakit dan kebawa mimpi.

Rabu, 01 Juni 2016

Funerals

I  come to many funerals, but never of my beloved one.

Gue jarang nangis di pemakaman. Bahkan di kematian kakek yang seharusnya relatif dekat hubungan darahnya sama gue. Terakhir gue nangis histeris di pemakaman amah gue. Itu pun waktu gue kecil, gue belum ngerti artinya kematian. Yang gue tau, kalo nanti udah waktunya tutup peti dan penguburan, I will never see her anymore. Jadi gue nangis.

Jumat, 20 Mei 2016

I'm Switzerland

It’s been long since the last time I posted something here. Sebetulnya ini karena dilema males buka laptop, asal lo tau aja. Laptop gue itu udah keyboardnya rusak (jadi gue harus colok-colok keyboard eksternal), baterenya rusak. Jadi kalo mau si Wang nyala gue harus nyolok dulu, nyolok keyboard. Duh pokoknya ribet kaya antrian sembako.

Minggu, 27 Maret 2016

Review: Miss Peregrine's Home for Peculiar Children - Ransom Riggs (2011)

I think I have to, must, write my opinion about this book here. Ada dua alasan, karena satu it left an uneasy feeling inside me after I’ve done. Dua, sebenernya karena alasan pertama aja, sih, tapi mungkin disebabkan karena open ending di halaman terakhir. Bukan titik, bukan akhir kisah. Semacam rasa gusar tapi bikin lo senyum lalu menutup cerita dengan rasa tidak ikhlas karena kisah karakternya harus berakhir. Anyway, gue menghabiskan buku ini dengan lantunan lagu dari playlist Billie Holiday, baru sadar that she’s an awesome singer. Baru sadar juga gue ada playlistnya bersandingan sama Frank Sinatra. (My favourite, Solitude and Just The Way You Look Tonight).

Kamis, 24 Maret 2016

Magang dan Skripsi

Jadi, I got into Colliers International, another property consultant company. Sebagai anak magang, not a big deal actually setelah dijalankan. But it’s fun untuk nambah pengalaman dan pengetahuan tentang suasana kerja, plus dapet ilmu tambahan di bidang Facility Management. Mumpung lagi skripsi, statusnya masih bisa magang dimana-mana tanpa ikatan, dan bisa sambil nyari passion yang sesungguhnya.

Jumat, 11 Maret 2016

Wang, CV, dan Office Kesayangan

*Seolah ada yang peduli sama hidup gue*

Anyway, many things happen lately. And I thank the universe for that, because what is life if there’s nothing change, right? Pertama, adalah kemaren laptop gue rusak entah keinjek siapa. Emang dasar kampret, but I still love Wang, because he is my first laptop dan gue belom ada duit buat ganti juga. Jadi kerusakan Wang kemarin cukup mengagetkan karena layarnya retak. Lalu gue udah deg-degan bakal ditipu sama abang-abang harko dan abis sejuta buat ganti layarnya ini.

Sabtu, 20 Februari 2016

Please. Stop Your "Kepo-ness"

Momen: PMS

Ini konten bakal isinya gue nyampah dan marah-marah maksudnya.

Gue ga ngerti sama manusia-manusia di sekitar gue akhir-akhir ini. Gue rasa ini faktor PMS juga. Tapi anjir ya mengganggu banget. Kaya iritasi di vagina, insignifikan tapi bikin ga nyaman.

Kamis, 11 Februari 2016

Effortless Love

Setting: di akang tawakal sendirian makan indomie goreng kornet karena gue terlalu males untuk ke kamar si Mitha yang ada di lantai 4. Subahanallah tangganya banyak banget.

Nowadays, love has became effortless. Teknologi mengaburkan batas dan usaha yang dulu bikin hubungan jadi spesial. Ini hipotesis bego orang ga berpengalaman kaya gue. So you can take it as a bullshit.

Selasa, 09 Februari 2016

Why Chivalry is Dead

If any of you who read this, know who Trevor Wesley is, then blessed your world. Dan anjir gue benci banget karena baru tau dia dari youtube beberapa jam lalu from one of his song Chivalry is Dead. His songs are really my muse.

Lalu gue download lagu-lagu lainnya. Dan favorit gue selain lagu tadi adalah Why. Dengan lantunan gitar dan piano. Geez, nothing can light up my mood better than this.

Trevor, you came into my life right in time I need you.

Anyway, satu lagi lagu favorit gue dari dia, Out on The Town. If you like an easy listening, soul-ish kind of song, then you might like it too. Give em a try, and you'll fall in love just like me.

Salam roti!

P.s. I might not be an ideal, outgoing, easy, person to hangout with. But I can be anything if you need me to. Things are getting weird, but I have Trevor tonight. So whatever.

Selasa, 19 Januari 2016

Malena

"Time has passed and I have loved many women. And as they've held me close and asked if I will remember them, I believed in my heart that I would. But the only one I've never forgotten is the one who never asked ... Malena" - Malena (2000)

My most favourite sentence from Renato, the main character of the movie, though I really hate him for being such a coward. Never even spoke about his obsession toward Malena. Like at all? Stand still and  being passive when Malena was beaten up by the whole town? I know he is 12, and Malena is a 27 years old widow. But still.  He was a boy, soon to be a man. He should have done something more "significant" to protect her than throwing stones to windows, right? Duuhh. Sebel.

And the only time this boy ever spoke to Malena was just once. At the ending part of the movie. Kesel ga sih, lo. Nonton segitu panjang interaksinya cuma sekali. Pas akhir pula. Ish.

Minggu, 17 Januari 2016

Review: Tribute to Adinia Wirasti

Caca selalu bilang sama gue bahwa ada dua kriteria penting untuk define apakah sebuah film itu bagus  atau enggak: 1. Script. 2. Jalan cerita. Gue bilang, gue ga percaya. Karena menurut gue apa yang membedakan film dan buku adalah visualisasi itu sendiri. Itu kenapa efek visual dan teknik cinematografi penting. “Iya, tapi sekeren apapun visualnya, kalo jalan ceritanya pada dasarnya emang jelek, film itu bakal jelek kan? Cinematografi itu Cuma masalah teknologi, Mar.”

Jumat, 15 Januari 2016

Them

Menurut gue setiap orang punya kriteria masing-masing untuk menentukan siapa teman yang baik buat mereka. Meski menurut gue kriteria teman yang baik secara umum pada dasarnya sama aja. That shit about “always be there for your friend when they need you” while i have to admit that its true, i dont think its 100% accurate. Kita kan manusia bukan power ranger, how could we. Even untuk keluarga sendiri kita belum tentu bisa.