Senin, 29 Juni 2015

Better Than Me?

Gue yakin lo pasti pernah dengar cerita tentang ikan yang dipaksa manjat dan tupai yang dipaksa berenang. Belum pernah? Googling deh. Itu cerita yang representatif banget untuk postingan gue kali ini. Here’s a fact tentang gue... gue adalah jenis orang dengan self-esteem yang sangat rendah. Gue selalu menemukan cara untuk merendahkan diri gue sendiri tanpa perlu orang lain ngelakuin itu.

Selasa, 23 Juni 2015

Writing Tips Based on Clara Ng's (and A Lil Piece of Mine)

“I despise work out, but always feel terrible everytime I’m not doing it.” – Gue

Setelah melewati masa euforia “seneng keterima GWP dan nerbitin novel”, teman-teman terdekat gue selalu nanya, “Ada projek terbaru apa, Mar?”, atau keluarga gue yang, “Lo ga nulis lagi? Duitnya kan lumayan.”. While, banyak orang bilang nulis nggak selalu tentang diterbitin atau enggak. And it’s true. Tapi nulis bisa dapet duit dan menggiurkan itu bener juga. HAHA.

Sabtu, 20 Juni 2015

Jacko is A Non-Typical Beauty

Here’s a thing about Jacko...

Oh kalo lo lupa, Jacko adalah hamster yang gue beli beberapa bulan lalu di pasar Jatinegara. Gue pilih dia karena dia unik mirip sama tikus. Btw, balik ke paragraf atas... Jacko itu... jelek. Karena dia mirip sama tikus got yang suka muncul deket rumah gue.

Jumat, 19 Juni 2015

Rumah Louis

Untuk pengingat sedikit, gue anak planologi/tata kota/perencanaan kota/real estate. Semester ini ada tugas yang (sebetulnya) hal paling menarik dari tugas-tugas studio gue. In case lo bingung, planologi ada rangkaian mata kuliah studio dimulai dari semester tiga. Berhubungan sama tugas perkotaan, gue kurang ngerti gimana studionya anak arsitek, tapi kalo di jurusan gue, studio itu belajar tentang analisis masalah-masalah perkotaan, sampe semester ini. Gue masuk ke mata kuliah Studio Tapak.

Minggu, 07 Juni 2015

Suicide

Everyone have their own reason to commit a suicide. Rasa-rasanya gue bisa relate. Waktu jaman gue SMA dulu, jaman gue gencar banget nyusun visi dan impian gue, lalu kemudian nyari cara gimana meraih semuanya. Gue sering banget kedapetan sms dari beberapa temen yang isinya kurang lebih sama. They’re feeling empty. Pada saat itu gue nggak ngerti kenapa hal semacam itu bisa muncul. Terlebih lagi kalo sms itu dateng dari orang yang menurut gue cukup segala-galanya. Cantik iya, pintar iya, sekolah di sekolah swasta yang lumayan ternama di Jakarta, belum lagi orang tua yang kaya dan sebagainya. I don’t understand how does it feel to walk in their shoes.