Rabu, 14 Desember 2016

Buku

Buat gue buku adalah sumber wawasan terbaik (despite gue jarang baca buku ya, saudara-saudara). Iya, lo bisa dapet wawasan dari manapun. Youtube, wikihow, ngobrol sama orang, dateng ke seminar, anything. Tapi buat gue, buku adalah satu-satunya karya yang membutuhkan komitmen panjang dan pemikiran secara menyeluruh untuk menyampaikan suatu teori, paham, ataupun informasi.

Jadi menurut gue, untuk mendapatkan pemahaman akan sesuatu secara lebih dalam dan mendetail, buku adalah jawabannya. Misalnya agama, lo mau tahu tentang satu agama dan mau paham tentang agama tersebut, maka cara terbaik adalah baca bukunya, baca kitabnya. That’s the reason kita sekolah pake buku. Menetapkan peraturan pake buku. Karena di dalam buku, semua yang mau disampaikan dapat disampaikan dengan lebih menyeluruh.

Berangkat dari pemahaman itu, gue berpikir bahwa kita bisa memelajari banyak hal hanya dari buku. Kita bisa tahu tentang banyak konsep dan teori, dari buku. Ga harus buku teori, bisa buku-buku yang lebih menarik atau entertaining untuk dibaca.

Beberapa bulan lalu, di grup kampus ada yang ngeshare website untuk download buku-buku (versi pdf) yang related ke Urban Planning dan Arsitektur secara gratis. Karena penasaran gue buka-buka, lalu gue download satu-satu. Ya who knows kan apa gunanya ilmu dan informasi ini buat gue. Lagian, gue pikir dengan rutinitas yang gue jalanin sekarang, I need something to stimulate myself, to enrich my brain. Di kantor gue belajar banyak banget. Gue juga baru sadar gue bego banget. That’s why I need something else for my learning phase, di luar bidang pekerjaan yang lagi gue gelutin sekarang.

Ya dan supaya...

Keliatan lebih pinter aja kalo ngomong sama orang. Wehehehe.

 Anyway, gue baca dua buku arsitektur yang cukup recommended, satu ‘Architecture without Architect’, karangan Bernard Rudofsky dan ‘Architecture of the City’ karangan Aldo Rossi. Gue baru ngeh ternyata buku kedua itu relate ke field Urban Planning gue karena dia membahas arsitektur dari persepsi arsitek sebagai komponen kota, dan gimana konsep arsitekturan dari masing-masing bangunan ngebentuk satu kota. Logically, it makes sense.

Dua-duanya belom kelar, entah bakal kelar entah enggak. Yang penting dimulai aja dulu buat ngisi waktu.
 Yaudah gitu aja Cuma mau pamer gue lagi baca buku berat, ini kan blog pencitraan.
Bye

Salam Roti!

Tidak ada komentar: