Minggu, 06 September 2015

Companion

People have their own ways to find themselves.

Gue pernah cerita tentang filosofi perjalanan sebagai analogi kehidupan lo. Jadi lo punya temen seperjalanan yang nemenin selama beberapa waktu sampai kalian mungkin pisah dan ketemu jalan masing-masing. Hal menariknya adalah apa yang terjadi selama perjalanan itu, bersama orang tertentu.


At some points gue beneran yakin nggak ada yang namanya kebetulan. Semua terjadi karena satu alasan, nah gue percaya alasan itu adalah cara untuk membangun diri gue jadi lebih baik lagi atau sebagai cara gue untuk mencapai goals hidup gue.

Dan nggak ada orang yang lebih baik daripada temen-temen masa lalu yang bisa bikin lo menemukan diri lo lagi selama perjalanan itu, karena mereka mengenal elo sebelum elo sekarang.

Gue sempet bilang di beberapa postingan gue, gimana kangennya gue sama diri gue yang dulu. Setelah gue pikir lagi, kenapa gue harus "susah move on" dari gue yang childish, keras kepala, ga mau kalah, sinis, dan (sok) individualis. While i can learn to be a better person.

21 tahun adalah umur dimana gue ngerasa mulai settle sama diri gue sendiri. Dan (semoga) gue bener-bener tau apa yang gue mau dan apa fungsi gue di dunia ini. Emang bahasanya najis banget. Tapi ini yang bener-bener gue rasain beberapa waktu belakangan.

Dan mungkin kestabilan emosi yang gue rasain sekarang nggak lepas dari dua temen cowok gue (yang ga pernah gue anggap cowo sampe saat ini). They're a few people from past. Ya ga lama2 banget, sih.

Bukan topik atau pandangan-pandangan utopis yang dibahas sepanjang kita ketemuan yang jadi pembelajaran buat gue. Tapi memahami karakter mereka dan gimana mereka bikin gue merefleksikan beberapa hal dari diri gue, yang berperan penting.

Gue belajar untuk jadi orang yang berprinsip dan ngebentuk idealisme dari Antoni. Gue belajar untuk jadi orang yang low profile dan (the hardest) mau menghargai pandangan atau pendapat orang lain dari Andry.

Mereka juga mungkin secara ga langsung bikin rasa insekuritas gue selama ini akan diri gue sendiri hilang. I mean gue jadi lebih yakin sama potensi dan diri gue sendiri. Karena sedikit banyak mereka juga ngingetin gimana gue dulu.

Some people can mean a lot for your journey. Nah, mereka berdua ini contoh yang tepat. Kalo gue analogiin ini sebagai satu perjalanan maka mereka adalah temen seperjalanan yang mengarahkan gue pada jalan yang tepat. And thats what i really like (appreciate) about them.

Temen seperjalanan itu mungkin pisah suatu saat dari gue dan nempuh jalan masing-masing, tapi satu hal yang gue yakin, semua terjadi karena suatu alasan.

Bahkan hal sesimpel kebentuknya grup "cibang" kita bertiga di line.

Salam roti!