Hari ini, dalam rangka mulia untuk menyelesaikan tugas
kuliah gue dimana gue harus mencari artikel mengenai etika lingkungan, dan
internet di rumah lagi mati, akhirnya gue ke Dunkin di deket rumah gue untuk
well, ya. Nyelesaiin tugas sekalian donlod video (porno. Enggak denk. Hehehe),
ya lebih ke, donlod video sekalian nyelesaiin tugas. Apapun itu.
Anyway, gue inget banget pengalaman gue poop (BAB) di tempat
umum sejak gue SMP, pernah ada kejadian memalukan waktu gue SD, dimana gue
pernah poop di celana karena gue terlalu malu untuk ijin.
Percaya atau enggak,
gue sangat pemalu waktu SD, mungkin itu juga yang menyebabkan gue
bertransformasi dengan mengerikan sewaktu SMP, jadi... gak tau malu. SMA,
semakin gak tau malu, hingga sekarang, kuliah, gue tidak tahu apa itu arti
malu.
Mengingat kejadian memalukan sewaktu gue SD itu, akhirnya
gue berjanji pada diri gue sendiri, bahwa apapun yang terjadi, dimanapun gue
berada, ketika gue mules, gue akan poop dimanapun. Di mall, di sekolah,
dikampus, karena sekarang, pemahaman gue tentang buang air besar adalah sesuatu
yang manusiawi dan menyehatkan. Menahan hasrat panggilan alam itu, menjadi
sebuah dosa bagi gue. Sekarang.
Seperti biasa, karena gue terlalu banyak minum kopi di
dunkin, dan dapet donat gratis, akhirnya perut gue mules. Gue ke WC. Dan gue
menuntaskan hasrat tersebut. Gue dengerin lagu, karena biar gimanapun, ketika
gue tahu bahwa gue berada di tempat umum dengan kesadaran bahwa mungkin ada
yang nunggu wcnya diluar. Itu bikin gue nervous dan susah konsentrasi untuk
buang air besar. Jadi gue akan dengerin lagu pake headset kenceng-kenceng
ketika gue ada di wc umum.
Pengalaman mendebarkan gue berawal dari sini.
Ketika gue selesai, gue ngeflush tanpa berdiri dan belum
melakukan pembersihan terakhir. Gue sebetulnya paling benci wc umum di mana
untuk cebok itu pake puteran yang bakal ngeluarin air dan bukan semprotan atau
gayung. Minimal, kalo wc itu pake gayung, gue gak harus ketakutan kehabisan
air, atau alat pengucur airnya gak nyala. (pembahasan selanjutnya akan
menjijikan. Silahkan anda close jika tidak berkenan).
Setelah gue flush. Gue gak tau, kalo air di closet itu harus
nunggu proses untuk dia refill. Jadi dengan begitu saja gue memutar alat
pengucur air yang ada di samping closet. Dan. JENG.
Airnya gak nyala.
Sama sekali gak nyala.
Gue panik.
Di dalem kamar mandi itu, Cuma ada wastafel dan kloset/
HELL YES. KAMAR MANDI YANG SEGEDE KANDANG DINOSAURUS ITU
CUMA PUNYA WASTAFEL DAN KLOSET.
SHIT.
Gimana caranya lo cebok ketika gak ada gayung, keran air,
atau bahkan galon aqua untuk menggantikan air yang gak nyala itu.
GIMANA????????
Opsi pertama: Gue
nunggu sampe gue beruntung dan airnya nyala. Yang mungkin akan terjadi entah
berapa lama lagi.
Itu adalah opsi yang masuk akal. Tapi gimana kalo ada orang
yang nunggu gue diluar wc? Gimana? Gimana kalo dia ngetok wc, dan gue gak bisa
keluar karena belom cebok? Gimanaaaaaaaaaa??????????
Opsi kedua: gue
teriak dari dalem wc, minta tolong, bilang sama emasnya kalo di dalem wc ada
alien yang Cuma bisa dibunuh pake air. Dan setelahnya gue akan lapor ke polisi
kenapa di wc segede kandang dinosaurus itu CUMA ADA WASTAFEL DAN KLOSET TANPA
EMBER, GAYUNG, DAN KERAN AIR! MODERNISASI MEMANG MENGERIKAN!
Setidaknya opsi itu tidak begitu memalukan dibanding, gue
teriak, minta tolong sama emasnya dan bilang gue gak bisa cebok karena gak ada
air. Ya kan? Bener gak?
Opsi ketiga: opsi
yang sedikit nekat adalah, gue pura-pura gak tau kalo gue belom cebok,
me-mindset diri gue bahwa manusia gak perlu cebok untuk tetap hidup. Pake celana,
dan keluar dari dalam toilet tanpa rasa bersalah. Apapun. Yang. Terjadi.
Setelah pemikiran panjang, gue hampir memutuskan untuk
mengambil opsi termudah dan termasuk akal.
Opsi ketiga. Keluar dari kamar mandi
tanpa dosa dan tanpa cebok.
Tapi....
That is so EUWWWWWHHHHHH!!!!!!!!
Gue gagal. Gue gagal memindset otak gue kalo manusia bisa
tetap hidup tanpa cebok. Karena itu.
Menjijikan.
Gue mulai mencari akal setelah lima belas menit berlalu. Gimana
caranya gue bisa keluar dari toilet jahanam ini dengan selamat, tanpa harus
mempermalukan diri gue. Gimana.
Gue liat tempat tissue roll. Kosong. Gak ada tissue, jadi
gue gak bisa pake cara ala bule untuk membersihkan pantat gue hanya dengan
tissue. Tapi ternyata, setelah gue nengok ke belakang, masih ada sedikit sisa
tissue.
Gue kembali berpikir.
It would be better than nothing, right?
Dibanding gue gak cebok sama sekali?
Tapi serius. Dilahirkan di keluarga indonesia dimana cebok
harus dengan air. Gue menggila hanya membayangkan pantat gue ada tissuenya.
Strateginya begini.
Gue masih duduk di atas kloset, dan gue gak tau apakah air
wastafel nyala atau mati juga. Gue berharap tidak ada cctv di toilet ini. Karena
gue akan terlihat konyol sekali. Operasi di mulai, gue ngambil tissue tadi, dan
gue agak berdiri sedikit buat arahin tangan gue ke wastafel otomatis itu. Airnya
keluar. AIRNYA
KELUAR!
Airnya keluar.
Tapi jauh lebih sedikit daripada pipis keponakan gue yang
baru disunat. HELL! APA YANG BISA GUE LAKUKAN DENGAN AIR SEGINI?!!!!
Lebih baik sedikit daripada tidak sama sekali. Dan gue
belajar bersyukur pada momen itu.
Oke. Lalu gue mulai cebok mengandalkan tissue yang udah jadi
tissue basah itu. GUE TETAP MERASA ADA YANG SALAH!
Dan gue mulai berdoa.
Yes. Gue yang tidak religius ini mulai berdoa. “Jika Kau
berkehendak. Nyalakanlah air di dalam toilet ini, Tuhan.”
Tok.. tok.
BENER KAN DUGAAN GUE. BAKAL ADA YANG NGETOK. Jangan-jangan
udah ada selusin orang yang nungguin gue diluar. Otak gue berpikir keras.
Dan gue hampir memutuskan untuk memakai opsi ketiga tadi. Iya.
Keluar tanpa dosa dan tanpa cebok.
Lalu sepertinya doa gue dijawab.
Akhirnya gue denger suara pompaan gitu. Dan gue coba di
wastafel tadi. Airnya mengalir. Kali ini airnya ngalir seperti pipis keponakan
gue sebelum di sunat. LANCAR!
Gue mulai nyalain pengucur air di kloset tadi. YES NYALA!!!
YEEEEEEESSSSS!! GUE SELAMAT!
Dan kemudian gue cebok dengan tenang.
Ternyata.
Air di tempat umum kayk gini memang butuh proses refill
setelah lo ngeflush. YES, TAPI GAK SAMPE
DUA PULUH MENIT JUGA BRO!!!!!
Gue mengutuk konsep teknologi modern YANG TANPA GAYUNG,
EMBER, DAN KERAN AIR.
Hikmah yang gue ambil dari kejadian hari ini adalah. Next time,
gue akan bawa aqua ke wc manapun. MANAPUN.
Setelah gue keluar, tampaklah tante-tante gaul yang terlihat
begitu khawatir seperti muka nahan mules dan guilty pleasure, dan bernafas lega
ketika gue keluar. Semoga tante tadi. MENGALAMI KEJADIAN YANG SAMA KAYAK GUE.
HAHAHAHAHAAHAHAHAHA
Oke, jadi untuk membersihkan gue dari kotoran dosa, gue cuci
tangan di wastafel luar wc, dan beruntunglah ada sabun. Kemudian gue kembali ke
tempat duduk gue, nulis kisah ini, dan berharap kalian juga akan mengalami hal
yang sama kayak gue. AMIN.
Hikmah kedua adalah, gue belajar bersyukur, gue belajar
bersabar, gue belajar bahwa ketika dalam suasana genting, otak lo akan berpikir
keras untuk menjadi lebih kreatif. Dan mungkin di lain waktu, lo akan lebih
siap. HAHAHAHAHAHAHA.
Salam roti!
2 komentar:
Gokil bener2 cewek yg dah putus urat malunya. Salut gua. Keren.
Aku suka blog kamu..๐๐๐
Posting Komentar