I am 24 years old. 25 years old this year, and
I have lived these past 3 years for not being myself. I am not me. I am not the
best version of me. I am boring.
Setelah melalui awal umur 20an, ada banyak
event penting yang terjadi di hidup gue. Bokap gue meninggal ketika gue berumur
22 tahun, pada momen skripsi, yang meyakinkan diri gue bahwa, gue harus
menjalani hidup gue dengan benar setelah bokap gue nggak ada. (bukan berarti
sebelum itu hidup gue nggak bener), to be on track I mean, to make his dream
comes true. No pressure or anything, but I did promise him that I will be
something big. I will make my life great, I will survive on my own and be
successful.
Gue ketemu Medi di umur yang sama, and spend
80% of my life with her since. That might be the only enlightment in my day to
day life.
Gue pikir, cara yang tepat adalah dengan
menciptakan goals realistis dan dilalui oleh semua orang. Be a professional,
sukses di dunia karir, dan settle dengan uang pensiun yang cukup. And I did
make it in the professional world, maksud gue, bukannya gue udah jadi direktur
perusahaan or anything, but I went through it. Gue lulus dan gue kerja di salah
satu perusahaan internasional yang (dalam bidang gue) cukup prestigious. Gue
kerja di kawasan perkantoran paling elit se-Jakarta (iya di gedung yang kemarin
selasarnya sempet ambruk itu), dengan gaji yang sebetulnya standar tapi memang
di atas rata-rata orang dengan level gue.
Lalu gue resign.
Ya. Gue resign.
Gue resign setelah beberapa bulan gue di
promote untuk naik jabatan ke level senior. Satu setengah tahun dan naik
jabatan merupakan salah satu pencapaian bagi gue. Gue seneng, gue bangga,
yaudah, that’s it. I don’t feel anything else other than, “Ow okay, gue
diapresiasi. Great.”
Then, I am looking for another challenge.
Hence, I resigned.
Gue resign tanpa punya pekerjaan baru
sebetulnya, gue resign dengan kondisi gue belum ketrima di kantor lain. Buat
semua orang, itu tindakan paling bego, paling nekat, paling ga jelas yang
pernah gue lakuin. I am not shameful of myself, because I am very sure about
this. I am sure of what I can do, I am confident with my skill and capability,
jadi nganggur bukan sebuah ketakutan yang gimana-gimana banget buat gue.
Well turns out, gue memang nganggur 2 bulan.
Lalu gue masuk ke perusahaan baru dengan bidang yang lebih advance dari bidang
sebelumnya dan dihadiahi posisi yang sama, terlepas bidang baru ini sebenarnya
benar-benar baru buat gue, with another salary raise.
Gue masuk ke bidang yang gue pengen dari dulu,
Advisory, dimana gue bisa jadi property consultant beneran. Bukan menilai
sesuatu, tapi menganalisa dan memberi advice.
Lalu gue mulai bekerja dan memang gue suka.
Though, something is still not right. Meskipun gue resign dan masuk ke bidang
yang lebih advance menurut gue. Something is still missing and it is out there.
Gue selalu mengumbar tentang goals, pencapaian,
dan sebagainya, while the truth is, I don’t set my goals right. Something is
not right with my goals, I am not feeling happy with it. I am not feeling
relieve by reading my own writing about my goals. To be a professional. Rich…
successful… cool… charismatic professional (pengennya banyak amat sih, Marrrr).
Gue ninggalin hobi nulis gue, nonton video solo
Echa Soemantri, ataupun manggungnya Tompi dengan lagu “Menghujam Jantung”nya.
My muse actually. Gue tersesat dalam rutinitas yang semakin gue pikirin,
rasanya meaningless, tbh. I don’t have many things to fight for anymore selain
cari duit, cari duit, cari duit, bertahan.
Ya gampang aja, sih. Semua orang akan bilang, “Yaudah
kan lo bisa kerja sambil nulis.”, dan memang itu rencana gue juga. But the main
problem is not about whether I write something or not, the main problem is I
have lost myself for few years back. I have lost myself slowly, along with the
day of my routine goes by. I have lost me. I have lost what I passionate about.
Ya, I am passionate about property and stuff,
but this is still not right. Karena satu-satunya skill yang gue punya dan
applicable untuk menghasilkan uang dan membantu orang lain ya di bidang
properti. Seenggaknya itu hal yang paling suka gue lakukan ketika kuliah dulu.
Mata kuliah yang gue paling suka juga. Ngitung duit orang. Ngitung untung dan
rugi kalau berinvestasi ini dan itu. Ngeliat data lalu menyambungkan
titik-titik yang terpisah.
Tadi, menghabiskan waktu di salah satu kafe
yang baru gue tau ternyata comfy parah, dan akan jadi tempat favorit baru gue
sendirian, gue nonton video manggung Echa Soemantri bareng sama Tompi di
Prambanan Jazz Festival 2018. Gue cuman pengen ngecek aja, kalau mereka perform
sekarang kayak gimana, dan tetep… keren seperti biasa. Then, I was overwhelmed.
Gue merinding sepanjang video.
Tiba-tiba gue inget apa yang gue rasain dulu
setiap kali gue nonton video mereka, gue selalu mikir, “Wogh, gue akan ada di
situ bareng sama mereka satu hari nanti.”
IYA INI KONYOL.
I THINK SO TOO. Menurut lo aja, panggung yang
diinjek oleh musisi indonesia kenamaan kayak gitu, lalu gue yang ga bisa main
alat musik apapun. Cuman bisa mengagumi dan merinding sendiri di rumah dari
jaman gue SMA, ya MENURUT LO?
So in this post, to remind myself in the
future, to remind myself now. Gue akan list down beberapa “impian” masa SMA gue
tentang masa depan, tentang apa yang sebenar-benarnya gue inginkan sejak dulu:
Jadi Drummer - Dengan genree Jazz tentunya. I look
up to Echa Soemantri and Tompi for universe sake. Gue pernah belajar drum dulu
waktu SMA karena gue suka banget sama drum dari gue TK, setiap ada band
manggung pasti drummer-nya yang gue liatin, bahkan di sekolah minggu, dan gue
suka banget.
Tapi semua orang selalu berpikir musisi itu
nggak akan ada masa depannya, paman gue contohnya, but hell, I have lived for
24 years and still want it. Yang paling-paling gue pengen, adalah masuk ke
dunia mereka dan jadi bagian mereka. And this is silly, karena di umur setua
ini, dengan kesenengan gue yang luar biasa akan musik, gue nggak bisa mainin
alat musik apapun. Termasuk drum yang paling gue suka.
Nulis. Nulis sebanyak
yang gue mau, se-aneh yang gue mau – and have it published. Karena satu hal yang
paling paling gue pengen adalah bisa menulis dan dibaca orang lain, adalah bisa
menulis dan membagikan hal tersebut ke orang banyak.Bisa menulis dan orang lain
tau tentang apa yang gue ceritakan (I am a blogger… Isn’t it obvious?). I am a
good storyteller (Medi’s words), dan apa artinya jadi seorang storyteller kalo
nggak ada yang denger. Gue baca buku-buku yang bagus, dan kadang merubah
beberapa hal dalam hidup gue, so sometimes I think about it, can I change
someone’s life too by writing a published
book?
Bisa Nge-dance – dengan skillfull, dengan
karismatik, dan penuh percaya diri. HAHAHAHA I AM SO NERVOUS TO WRITE ABOUT
THIS POINT. Karena gila lo dugong, pengen belajar ngedance. Gue suka banget
liat dance cover, mereka adalah spesies tertentu dengan tingkat percaya diri
yang lebih dari orang lain, mereka fleksibel, seksi, dan percaya diri. Every
dancer have this “fierce” factor within them. Lalu gue suka ketawa sendiri kalo
mikir impian gue yang itu, karena… orang dengan self-esteem serendah gue,
seminder gue, dan SEGENDUT GUE, gimana caranya.
Oh, btw, Medi pernah baca diari gue secara “paksa”
dan ada isi tentang ini, so… I don’t know what she thought after that.
Mobil Ferrari… or not?
– Dulu waktu gue
SMP, gue pernah gunting foto mobil Ferrari V8 warna merah yang dua pintu dan
bentuknya muscular but sexy at the same times itu. Dengan impian di masa depan,
gue akan bisa beli mobil ini. Karena yang dulu ada di otak gue adalah gue harus
KAYA KAYA KAYA, dan keinginan untuk punya mobil itu berarti gue harus “kaya”
dulu, donk?
Turns out, semakin gue dewasa, impian masa SMP
gue jadi nggak relevan lagi. Gue nggak pernah bener-bener pengen punya atau
bawa mobil karena Jakarta jahanam macetnya. Apalagi mobil se-mewah itu. No,
thanks. Ternyata semakin gue dewasa, yang gue cari bukan hal-hal seperti itu.
Keinginan gue sederhana, gue ingin settle di satu tempat, gue pengen punya
rumah, gue pengen punya tempat gue sendiri dan kehidupan gue sendiri. A sweet house
with good air circulation, lot of windows, minimal, and a dog. Or a couple
dogs. I want a place to stay. I want a place to go home.
Be a Professional – Ya tentu aja, tidakkah itu terlihat….
Betapa inginnya gue punya posisi di suatu perusahaan, dikenal sebagai seorang
expert, dan dihargai opininya. Yang terpenting gue cuman butuh satu hal dari
aspek ini : rutinitas, dimana gue tahu bangun ngapain dan akan melakukan apa.
Not that I don’t want a life where I can wake up facing blue ocean with no
commitment of coming to office on time, menghadapi kemacetan dan deadline yang
gila-gilaan.
Tapi gue suka dengan rutinitas ketemu orang,
mengerjakan sesuatu yang meaningful dan menantang. Karena ketika passion dan
hobi tidak bisa gue andalkan, pekerjaan gue ada dan menunggu gue. Life is life
people. You need pressure and challenge all the time.
Xxx
Well.
Saat ini, dengan kesadaran penuh menyadari
bahwa gue belum menjalankan kehidupan yang gue pengen-pengen banget, gue juga
nggak mau menekan diri gue dengan bilang ke diri gue sendiri, “Yaudah nulis aja
sih pulang kantor.” Atau “Ya kalo mau bisa ngedrum les ajalah.” Atau “Mau bisa
ngedance? Yaudah kurusin badan dan jadilah pede then take a class.”.
I will live my life fully, yang jelas, gue
pengen punya postingan ini agar bisa gue baca sewaktu-waktu, bahwa gue
menginginkan ini and who knows… who knows… di tahun berikutnya gue bisa
mencontreng salah satu di antaranya (selain be a professional ya tentunya, I am
on my way there, though).
I am 24 years old, and I can still do what the
hell I want.
For you who are out there like me, take a step
back for a moment and really, find what you really wanted in the first place.
Remind yourself, and let the universe do the rest.
Salam Roti!
P.s. Medi, if you read this. I can assure you,
if I am able to check all the points above, I will be a better version of
myself, and believe me, you will like it better.
4 komentar:
hola! this is the same anon! slalu nungguin tulisan lu, hampir tiap hari ngecek kalo ada waktu ^^ nulis terus mar!
lama2 gua kek stalker anjir~
hi anon di atas, aku juga stalkernya ka marisa :3
Wow thanks!
Yes I will. Gue juga kangen tulisan gue hiks.
Hft
Posting Komentar