Membaca itu semacam latihan intens buat seorang baker,
membaca seharian penuh, sama kayak elo banting-banting adonan seharian penuh
untuk semakin fasih dalam membuat roti. Teliti dalam bacaan, sama kayak elo
memelajari resep dan fungsi-fungsi dari setiap komponen roti. Dan gue serius.
Bokap gue menghasilkan roti yang layak dijual, resep tawar
yang unik, dan kelakuan luar biasa (dulu), bukan Cuma modal ongkang kaki sama
ngisep rokok. Resep itu seharga dengan sebulan tanpa tidur yang cukup,
pemerasan otak gila-gilaan, dan uang yang habis karena beberapa adonan rusak
dan gagal.
Gak ada yang gratis untuk sebuah pencapaian.
Buat seorang penulis. Dan setelah gue kenal beberapa penulis
dari mengikuti lomba Gramedia Writing Project... Eh.....
BELOM PADA TAU, YA??? *seolah-olah gue penting* gue belom
share ke blog roti (yang mana mengherankan buat diri gue sendiri, kok
tumben-tumbennya gue gak pamer kemana-mana) HAHAHAHAHAA.
Anyway, iya, jadi kemarin itu gue iseng-iseng ngirim naskah
SIN adegan satu yang (dimata) gue keren (pada saat itu), dan setelah baca
naskah-naskah dari temen lainnya, gue tiba-tiba tertampar, itu naskah paling
ampas yang pernah masuk ke Gramedia Writing Project, gue rasa.
Di sini gue kenal dengan 16 orang lainnya dengan kemampuan
masing-masing dalam menulis. Mereka semua rata-rata fasih, dan pandai mengolah
cerita. Dan jujur aja, mereka semua punya satu kesamaan. Suka baca. Jadi gue
punya teori baru begini...
Banyaknya buku yang lo baca, berbanding lurus dengan tulisan
yang lo hasilkan.
Semakin banyak lo baca, semakin banyak ilmu yang lo dapat.
Membaca adalah investasi penting selain waktu dan imajinasi
untuk lo luangkan dalam sebuah tulisan. Pinung contohnya (panggilan sayang
untuk Ratih *yang cerpenya masuk Kompas minggu kemarin* *diulang lagi*), pertama
ketemu Pinung, gue heran sama judul-judul yang dia sebutin. Gue sama sekali gak
tau itu produk dari mana, dan satu kesimpulan yang gue tau tentang dia, adalah
dia suka baca.
Ternyata kemudian itu tercermin dari tulisan-tulisannya
selama kita bekerja sebagai tim. Gue ngerasa kebanting, tapi gue tau, gue harus
bisa belajar banyak dari kesempatan besar ini. Sekian tentang Pinung. Atau
temen cowok manis Tri Saputra Sakti (www.trissakti.wordpress.com) dan
suka gue panggil Utha..
Atau Afgan karena suaranya.... bisa lo buka di sini https://soundcloud.com/trissakti
Yang hobi banget sama
baca, dia sekitar dua tahun di atas gue, dan cerpen terakhir berjudul “Ankara
di Bawah Purnama”, bener-bener bikin tercengang. (eh tapi lo belom bisa baca,
karena cerpen itu mungkin akan muncul di projek kedua gue dan teman-teman dari
Gramedia, buku kumpulan cerpen, yang merupakan kompilasi dari cerpen-cerpen
kita).
Gue jadi inget, momen ketika karantina dan di panggil masuk
untuk di wawancarai. Disitu gue berhadapan dengan Ci Hetih (yang merupakan satu
editor senior Gramedia, dan gue yakin banyak diantara lo kenal dia. Because she’s
kinda famous, though. Bahkan Utha sempat menyebut-nyebut “Mengagumi Ci Hetih
dari jauh, dan sekarang tulisannya diedit sama orangnya langsung”), Kak Nina.
A, dan Kak Asty Aemilia (yang adalah editor gue selama projek, yang gue tau dia
gemes banget sama gue, dan dia juga pengarang buku “Katarsis”).
“Kamu suka baca buku apa?”
Rasanya pengen gue jawab... “Buku apa aja yang saya pinjem,
ci........”
TAPI GUE GAK MUNGKIN JAWAB ITU. Karena itu gak keren.
Akhirnya gue menyebut beberapa buku yang menurut gue sangat
minim dan pernah gue baca.
Disini gak Cuma Utha atau Pinung, ada juga teman-teman lain
yang menurut gue sangat berbakat, seperti Kak Ayu Rianna (www.ayurianna.com), yang bukunya “There’s
Something Between Us” sudah bisa lo koleksi dari toko buku terdekat, Orinthia
Lee (dengan I’mpossible, dan Why Always Me), Cindy Pricillia (yang mirip
Shireen Sungkar, dan bukunya Rain In Paris), Kak Lidya, dengan cerpen
menghentaknya, Kak Vitri, temen sekamar sekaligus selalu bikin kangen. Dia
kepala redaksi di majalah kampusnya, dan cerpennya.. ah. Luar biasa. Putra
Zaman, yang merupakan salah satu penulis dalam Antologi Cerpen Kota, dan jago
baca puisi, atau Ci Emilya Kusnaidi si anak dokter yang ternyata sekampus sama
gue dan ganas banget tulisan metropopnya.
Kenapa gue jadi promosi......
Pokoknya orang-orang yang lolos adalah mereka yang berbakat,
mungkin gak Cuma di bidang menulis, dan pengetahuan mereka tentang buku, sangat
luas.
Disini gue sadar, gue harus lapar.
Bukan Cuma lapar sama semur jengkol, soto daging, bandeng
presto, atau sop kambing buatan nyokap gue. Tapi gue harus lapar sama buku,
sama baca. Menulis butuh usaha, butuh waktu, dan butuh investasi. Gak
sesimpel.. “Udah, kalo tulisan lo bagus, pake metafora-metafora dikit, lo udah
keren, coy..” enggak gitu. Banyak komponen dalam menulis yang wajib di
pelajari.
Dan lo bisa belajar dari mereka yang sudah punya sepak
terjang dalam dunia tersebut, ya itu dari buku-bukunya. Lo dapet wawasan, lo
dapet pandangn tentang tulisan bagus, lo dapet teknik-teknik menulis yang baik.
Gue merasa bersyukur dapet kesempatan semewah ini. Dan
kata-katanya kita-kita bakal mau ngadain acara-acara ketemuan gaul untuk
ngomongin buku. Dan katanya bulan ini, tema kita “Erotika”, entah tercetus
darimana. Ya jelas dari Utha sih, secara dia penyuka bacaan dan nulis yang
binal-binal.. yang ada ranjang berderit, mendesah, dan mengerangnya. *UHUK*
Btw, ditunggu ya buku “Badut Oyen” yang keluar sekitar
awal-awal tahun depan, juga kumpulan cerpen kita. Juga Teater Boneka (dari tim
Metropop, Ayu Rianna, Orinthia Lee, Emilya Kusnaidi), dan Hujan Daun Daun (dari
tim teenlit, Putra Zaman, Lidya Renny, Tri Saputra Sakti).
Salam Roti!
7 komentar:
Yey! Bangga banget sama marisa! Inget ya kalo buku lo udah keluar (inget: buku lo doang, bukan team lagi) thanks to nya paling pertama harus gue! Hahahahahaha.
ps: pasti lo tau kan siapa gue
anonim: dimana gue harus melupakan Tuhan dan seluruh keluarga gue terus cuma inget elo? oh iya, gue tau lo siapa.......
this is rainy!
terimakasih udah ngasih inspirasi di pagi hari.
fighting marisa!!!
uwaaa keren banget O_O jadi iriiii!!! mau jugaaa :D
Wow kerennnn... tulisan menghentak? Who? Me? Bikin Marintul terhentak2? Wahaha...
Keren banget! Dulu sempat tertarik pengen ikut Gramedia Writing Project, tapi berhubung jarakku jauh di Ambon, jadi batal ikut. Tapi senang banget editor naskah debutku dipegang Mbak Hetih Rusli yang kece itu, hihih... :) ditunggu ya, novel solomu Marisa!
Rainy: Raiiinn! apa kabaaar?? lama tak bersuaa!
Monica: Biasa aje! lo badge dua ikut, gih. hahahahaha.
Kak ren: iyalah! bikin merinding gitu!!
Ano: Eh..... aku jadi penasaran bukunya apa.. kasih info doonkkk. Biasa anak2 (anak?) ci Hetih hasilnya keren2.
Posting Komentar