Jumat, 03 Agustus 2012

Book Review: Limelight (by: Aisyah Ning Asih)


Penulis: Aisyah Ning Asih

Judul: Limelight

Panjang naskah: 44.883 kata, 106 hal

Status: Belom/dan akan diterbitkan.

Genree: Teenlit


Ehem. Gini. Sebetulnya penulis limelight sendiri itu temen gue, jelas sih, bukan gara-gara alesan itu juga gue mendadak keranjingan apdet review novel dia secara khusus dan special disini. Karena setelah membaca tulisan dia, gue serasa abis makan nano-nano, dicampur gado-gado, pake nasi goreng kepiting, special di tambah pete. *oke jayus, tapi gue laper*

Mari kita lupakan kalau si penulis ini memang teman gue.

Jadi awalnya gue baca prolog dari cerita ini, sedikit enggak biasa. Ada satu adegan menegangkan tentang penculikan seorang anak kuliahan, seperti, sebuah pembuka untuk sebuah perkenalan yang rasanya menghujam beud. Baru setelah masuk chapter-chapter berikutnya, gue baru bener-bener berkenalan dengan satu-persatu tokoh di sana.

Ada beberapa hal menarik di dalem novel ini.

Mengisahkan tentang empat orang sahabat, yang secara kebetulan ketemu di satu kampus, Lyra, Kiran, Reza, dan Virgo. Karena satu ketidak sengajaan, si Lyra dan Reza itu di nobatkan sebagai King and Queen di kampus mereka, hal yang gue dapet di sini sih. Kayaknya jabatan itu, wah banget gitu. Seperti, hanya orang-orang beken dan berprestasi yang bisa mengemban status itu.

Awalnya gue gak gitu suka ceritanya. Kayak.. errrr… anak abege kuliah-suka berantem-dinobatin jadi king and queen-jeles-jelesan-dan kemudian saling menyadari perasaan-lalu jadian.

Ditambah kisah persahabatan di dalemnya yang bikin gue agak bergidik. Bukan gimana, gue semakin merasa novel ini begitu. “Tipikal”. Sahabatan. Bla blab la. Entar brantem-branteman sampe akhirnya jadian. Bleh. Dan ternyata, setelah gue memaksakan diri gue untuk baca lewat tiga chapter, gue mulai merasa ada sesuatu yang janggal di dalemnya, seperti ada banyak hal untuk dikupas, dan itu gak Cuma seputar percintaan.

Secara garis  besar, konflik di dalem novel ini cukup rumit. Errr, sangat rumit. Dan sangat jauh beda dari novel-novel teenlit yang gue lepeh di toko buku terdekat. Maksud gue, err, banyak permasalahan di sekeliling kita, yang cukup rumit diangkat di dalem sini.

Seperti, masalah Lyra, si cantik, anak modeling yang terkesan tangguh, player, bandel, dan keras kepala, yang entah gimana bisa sahabatan sama si Kiran, cewek keraton, yang perhatian banget, dan sayang banget sama si Lyra cewek bandel ini. atau, gimana Lyra dan Reza, pembalap yang udah vakum dari dunianya, ganteng, dan cuek. (pasangan di dalem cerita ini) saling berantem untuk hal yang bener-bener gak penting, tanpa mereka sadari, sebetulnya mereka saling suka. Masih tipikal? Memang. Dan itulah chapter-chapter awal.

Begitu masuk ke chapter-chapter selanjutnya, gue mulai diperkenalkan dengan sosok Lena, si asdos, yang tanpa sahabat-sahabat Lyra tau, kalau ternyata Lena adalah kakak kandung Lyra. Karena satu alasan, Lyra merahasiakan kenyataan itu dari temen-temennya. Di selanjut-selanjutnya, perlahan rahasia-rahasia itu mulai terbongkar, seperti rahasia Reza yang selalu dingin sama cewek.

Juga Della, temen lama Lyra yang udah meninggal, yang menyisakan banyak banget warisan untuk si Lyra. Di adegan flash back bareng Della, entah kenapa. gue… nangis. Dan gue terlihat idiot sekali, nangis waktu di pabrik. Bukan sedih atau gimana, tapi gue emang cewek sensitive melankolis. *najis*

Gue gak bakal muat sebutin satu-persatu karakternya di sini, kayak si Vega, Tama, Taura, Bang onyx, Aryo. Whatever. Kebanyakan. Intinya, di beberapa chapter mendekati akhir, sosok Virgo (yang belom gue sebutin dari tadi), cowok yang keliatan bloon, suka cengengesan, dan keliatannya gak begitu penting, menjadi sangat penting, ketika dia menjadi pemegang rahasia dari berbagai pihak.

Apa aja sih tema dari cerita ini? banyak. Percintaan, persahabatan, kasih keluarga, bahkan, pergumulan si peran antagonisnya sendiri bahkan. Mengenai gaya pembahasaan, penulis satu ini pake gaya bahasa yang simpel, gak terlalu puitis, ataupun njlimet. (agak mengherankan liat karya yang lagi dia kerjain sekarang. Kebontang abis)

Pendalaman karakter di dalam cerita ini juga so sweet, seperti Lyra yang suka makan lollipop, seperti Lyra yang suka makan roti di suapin, atau seperti Lyra yang suka minum susu coklat. (gue kayaknya mulai fall in love sama lyra dah). Engh maksud gue, setiap karakter itu bernyawa. Emosional, sentimentilnya, semua terasa meresap. *adaaaahhh*..

Gue gak akan nyebut cerita dia mengalir. Enggak, gak ada kata “mengalir” di dalem cerita dia. gak ada ketenangan sedikitpun di sini, setiap scene nya mengandung emosi, yang naik-turun, dengan gaya pembahasaan yang juga emosional, dan membikin emosi gue ikut naik turun setiap baca per-scenenya. Mengalir itu…  menurut orang gila.

Sekarang, gue mo bahas beberapa hal yang sedikit kurang dari ceritanya dia. enggh, agak susah menemukan keganjilan di sini. Tapi masih ada beberapa typo, dan sejujurnya, cerita dia nyaris sempurna, gue kadang ada ngeliat penulis-penulis laen yang malah suka salah nyebut nama di dalem cerita. Kan. Awkward banget, pas lagi tengah baca. “Siti sedang memainkan rambut siti..” loh. Jadi ini siti siapa? Sitinya ada dua? Dan dia gak melakukan kesalahan sama sekali di bagian itu. –cukup keren mengingat ada banyak sekali tokoh di dalam sini. Dengan kepentingannya masing-masing-

Kedua, cerita ini cukup imajinatif, ada beberapa adegan menegangkan dari si peran antagonisnya. Yang memang gak gue duga, saking gue lupanya sama nih orang gara-gara gak pernah keluar dalam scene. Sampe gue nginget-nginget.. “Eh? Ini siapa ya? Kok tiba-tiba dia jadi dokter? Hubungannya apa?”. Di bagian ini gue merasa clueless. Dan satu scene menegangkan itu, si peran antagonis menjelaskan kalo semua kepelikan yang terjadi dalam hidup Lyra adalah perbuatan dia. yang masih gue kurang ngerti itu, apa maksudnya dia ngelakuin semua itu? –kurang dijelaskan di bagian itu- err seperti, saat si antagonis nempel foto Lyra dan 
Virgo di madding. Maksudnya apa? Apa buat meregangkan hubungan persahabatan, atau apa?

Tiga, ending, endingnya udah cukup sip buat gue, Cuma untuk sedikit kalimat penutupnya gue kurang suka. Kurang… kurang ending. Kurang gaplok. Kurang pedes. Over all, untuk bagian epilog. Dia sudah oke, tinggal di poles sana-sini aja.

Sekian tentang kritiknya.

Secara keseluruhan sewaktu gue baca cerita ini, ini sama sekali gak tipikal. Pokoknya gue yang sekarang udah sombong dan gak mau nyentuh teenlit lagi, jadi tertarik banget baca cerita ini. dan ada beberapa part yang bikin gue merinding, seperti waktu dijabarkan alasan dari judulnya. Padahal waktu pertama baca jduulnya gue pikir, ini cerita sweet-sweet romantis gitu gara-gara bawa lemon. Ternyata enggak, sama sekali. Ha ha ha ha ha ha ha. *muka datar*

“Lyra mengangguk dan menyambut uluran jari Della. Saat kelingking mereka terkait, seketika cahaya terang berpendar menyilaukan pandangan Lyra, Lyra pun memejamkan matanya. Limelight, cetus Lyra dalam senyumnya..”  -Chapter 9, Surrender-

Intinya, kalo gue disuruh beli.. gue gak akan merasa rugi telah beli buku ini. dan wahai beruntungnya editor yang nerima kerjaannya ngedit buku ini. kalian gak akan bersusah payah buat ngoceh-ngoceh soal tanda baca yang ngaco, ataupun pengetikan yang salah. Gue sebenernya di kasih hard copy naskah ini dalam bentuk buku, dan gue merasa beruntung sekali. Seolah dapet novel gratis.. (lo tau, gue selalu seneng dapet novel gratis).

Pacarku, gue salut banget lo menghasilkan karya yang luar biasa ini. muahahahahahahaha.
Kalo temen-temen mau tau cerita lengkapnya, ditunggu bukunya beredar di tengah-tengah toko buku kesayangan anda. *pede*.

“Ingin meledak aku akan seluruh waktu yang memisahkanku dengan mereka. Teriakku pada manusia dan nafsu yang telah tercipta. Karena membuatku tak dapat lagi berkata dengan mata terbuka..” –Chapter 9, Surrender-

*chapter paporit gue* ngihihihihi.

P.s. Beb, lyra itu elo banget ya? Hauahahahaaha…

Roti kabur dulu akh…

Ciaaaoo…

4 komentar:

Drarrykaishin mengatakan...

Aish bikin buku.
Wew...cepat terbitkan.
Penasaran bgt pengen baca.
Akhir'x salah satu author fave ak da yg ngeluarin buku.
Roti kpan nyusul?d tunggu yach...

Marisa Roti mengatakan...

jiahahahahahahaha. tuh si ai lagi nyari-nyari sarana aja buat nerbitin ceritanya. menurutku sih ceritanya udah layak launching banget.

minta deh sama yang punya. boleh gak. hihihihihihi
akuuuu.. entar dnk. latihan dulu. mempersiapkan diri untuk dunia nulis yang sesungguhnya... ditunggu ya tante teteeeehhh...

desy1802 mengatakan...

Ini tulisan y dedek aish ya? *Sok kenal*
Njir jd penasaran gini pengen baca cerita lengkapna!

ehm yg bkn penasaran itu, ini cerita y aish yg bagus ato emg roti yg ngegambarin cerita na aish dg apik y? Secara 22na penulis fav gw! Hehe...

Mdh2an secepatna beredar d toko buku..

Unknown mengatakan...

Dear Roti ..?
Salam kenal ya
Weww..
Ulasan novel limelight kayaknya ceritanya seru tuh..
Semoga segera terbit dan best seller ya...
Trs diangkat ke layar lebar,,
#Keepspiritpakejempol