Senin, 23 November 2015

Skill

Sebetulnya gue dapet definisi (yang menurut gue paling akurat dan aplikatif) tentang ini dari main fussball. I have said before tentang gimana culunnya gue dalam bermain fussball. Sampe dikata-katain sama adek kelas kesayangan (cie kesayangan) gue itu, kalo gue orangnya gampang nyerah segala macem.


Anyway, sekarang gue udah lumayan jago main fussball meskipun masih selalu kalah dari si Louis. Yang tiap main, gue sampe keluar semua kebon binatang saking keselnya kalo kalah. Tapi tetep, kalo elo lawan gue, lo pasti kalah.

Skill segala sesuatu itu bisa dilatih. Apakah lo berbakat dalam hal itu ataupun enggak. Toh lo pasti juga sering dengar tentang peranan talent dalam kesuksesan seseorang. Nggak gede. Talent dan passion itu bukan dua hal yang berhubungan. Lo talent dalam hal ini, nggak berarti lo akan passionate ketika mengerjakannya. Berdasarkan penelitian, talent itu bisa terjadi secara genetis. Jadi misalkan dua orangtua lo itu adalah atlet, maka bisa jadi genetik seorang atlet itu nurun di elo. Elo akan lebih mudah untuk keep up dalam pelajaran olahraga, dan sebagainya. But that doesn’t mean you’ll like sport like your parents.

But passion... ketika lo tidak berbakat dalam hal itu, tapi lo “pengen” melakukannya, maka lo akan berulang-ulang nyoba supaya lo jadi bisa melakukannya. Anyway, bukan berarti fussball itu passion gue. Cuma gue curious aja, kenapa bisa orang-orang jago mainnya tapi gue enggak. Alhasil tiap hari gue ke kampus Cuma buat main fussball doank.

Nah kemarin gue sempet ngobrol sama Fardi soal “disiplin” dan “nggak gampang bosen”. Honestly? Gue kagum sama beberapa temen gue yang bisa fokus ketika ngerjain sesuatu. Karena sekali lagi, gue adalah generasi Y, generasi transisi dari X ke Z. Teknologi adalah bagian dari hidup kita. Yang namanya twitter, line, whatsapp, itu bener-bener sekian banyak hal yang bisa ngeganggu konsentrasi ketika bekerja (setelah gue pikir lagi paragraf ini agak nggak nyambung sama post secara keseluruhan gue).

Sounds like bullshit, tapi disiplin dan konsentrasi itu termasuk skill. Bisa dilatih. Oke... sampe hari ini ngomongin soal disiplin itu masih jadi tantangan terbesar hidup gue. HAHAHA.. Salah satunya adalah bangun pagi. Bisa jadi... gue nggak talent dalam hal itu.

Gue bilang, orang bisa kerja dan sukses di bidang seni. Jadi musisi atau pelukis misalnya. As long as mereka tetap punya trait penting yang orang-orang sukses miliki. Guess what? disiplin dan fokus adalah dua di antaranya.

Oh iya balik lagi ke gampang bosen tadi, jadi si Fardi ini cerita even (I too have to admit) bahwa dia pinter dan disiplin sama pekerjaannya dia punya kelemahan. Gampang bosen. Nah itu jadi satu tantangan besar ketika dia ngelakuin beberapa bisnis di semester-semester lalu (termasuk buka tempat makan fried chicken di kampus). Lalu gue bilang...

“Far, kayanya... itu sama deh kaya main fussball.”

Mukanya dia itu ya sama kaya ekspresi yang lo pasang sekarang. Muka-muka yang kayanya mau ngomong, “Apa sih nih orang, nggak nyambung.”

Gue rasa sampe hari ini dia masih ngerasa konsep yang gue ceritakan itu masih belom nyambung sama otaknya. I mean, hal itu bisa dilatih. Itu skill. Namanya fokus. Lo tetap melakukan hal yang sama despite lo ngerasa bosan sama hal tersebut.

Dengan konsep ini. Kalau lo mau mencernanya dengan lebih baik lagi, you should know that... bahwa nggak ada hal yang nggak mungkin untuk dilakukan. Apapun yang jadi interest lo, bisa atau enggak. We can do anything we want and be an (fucking) expert at it if we aim for it to be.

Skill can be trained. Why would we limit ourselves?


Salam Roti!

1 komentar:

Fradita Wanda Sari mengatakan...

Setuju banget tuh masalah fokus, disiplin, sebenarnya bisa dilatih asal kita ada kemauan :) Tapi susahnya banget banget ya booook T.T