Memantaskan Diri

Gue mau bahas soal cinta-cintaan. Jadi kemarin gue baca beberapa tulisan menarik dari blognya Emotional Flutter, sesuai judul blognya, blog cowok satu ini memang emosional sekali. (dan gue benar-benar harus mengingatkan lo bahwa penulisnya itu cowok melankolis, bukan cewek) *sampe hari ini gue gak ngerti sama spesies cowok melankolis*.

Dia pernah nulis satu artikel yang membahas tentang Soulmate, bisa lo buka di sini. Ada satu pernyataan menarik yang diungkapkan oleh Keven, adalah bahwa seseorang selalu menjadikan orang yang sepadan sebagai belahan jiwanya. Orang yang bisa mengimbanginya gak Cuma secara perasaan, tapi intelektual juga cara berpikir. Intinya buat dia, untuk menjadi satu at least lo harus memiliki visi yang sama dan sebagainya.

Menurut gue itu pernyataan yang sangat realistis, dan itu bikin gue keingetan sama cerita-cerita dongeng dimana ada upik abu yang jadian sama pangeran. Maksud gue ya... itu mungkin terjadi, tapi itu kan dongeng. Ya kalaupun itu memang beneran terjadi, ada berapa sih persentase upik abu yang jadian sama pangeran di dalem dunia dongeng itu?

Upik abu akan setara sama upik abu (versi cowok), dan pangeran akan setara sama putri. Aduh, itu realistis man! Gue tinggal di Jakarta selama 19 tahun, dan gue juga melihat dengan mata kepala gue sendiri bagaimana dinamika hubungan percintaan sesuai realitanya. Gak ada tuh cerita cinta versi upik abu sama pangeran di sini. Anyway, ada juga satu kalimat menarik dari Keven, bahwa kita harus memantaskan diri untuk soulmate kita nantinya.

Ini yang paling gue suka, jangan berharap lo bisa dapet cowok ganteng dan tajir kalo lo gak punya kecantikan, atau kepintaran, atau minimal hati yang baik. Kecuali lo pake dukun. Nah itu mungkin. Ini opini gue, tapi gue selalu merasa lo harus punya sesuatu untuk ditawarkan. Lo harus baik untuk mendapat pasangan yang baik, lo harus pintar untuk bisa mengimbangi pasangan yang pintar. Cinta mengalahkan segalanya, mungkin bisa, tapi kan aspek hidup lo, bahkan indikator dalam menjalin komitmen gak Cuma soal cinta.

Jadi buat lo cowok-cowok yang masih ngayal bisa pacaran sama Angelina Jolie atau Scarlett Johansen, ya gapapa. Itu mungkin-mungkin aja kalo emang salah satu diantara mereka udah jomblo, tapi ngaca liat dulu diri lo sendiri, udah pantes belum bersanding sama mereka? Udah cukup ganteng? Udah cukup tajir? Dengan cara apa lo bisa nyentuh artis kayak gitu?

Pernyataan seperti paragraf di atas yang seolah melenyapkan kepercaya dirian lo hingga ke tingkat terendah, tolong dilihat maksud baiknya ya. Maksud gue, kalo emang lo segitu pengennya pacaran sama Angelina Jolie dan merasa belum pantas untuk itu. Jadikanlah diri lo pantas. Bekerja keraslah supaya lo jadi artis internasional atau tajir. (ini Cuma analogi, tapi kurang lebihnya gini).

Bersanding dengan soulmate sama kayak goal hidup. Harus ada usahanya. Sama kayak ketika lo menetapkan goal untuk sukses, lo harus menilik diri lo sendiri, pantaskah lo untuk itu? Sudah siapkah? Misalnya lo pengen jago main drum kayak Luke Holland, tapi ga bisa megang stik sama sekali, ya artinya lo BELUM pantas. Lo akan pantas ketika lo mulai usaha untuk memantaskan diri. (iya, gue lagi nyindir diri sendiri *ketawa lirih*) Jadi, ya...

Gue inget banget waktu semester satu ada seorang cowok yang curhat. (gue masih gak paham, kenapa bahkan sampai ketika gue kuliah ada aja cowok yang minta tips buat pedekate cewek, padahal gak ada yang berhasil sejak gue SMA).

“Mar, kayaknya dia gak suka sama gue.”

“Yaelah bro! Semangat aja lah, belom apa-apa.”

“Iyalah, cewek kan nyarinya yang ganteng atau kaya. Ya liat ajalah nanti. Setelah gue sukses gue bakal dapetin yang terbaik.”

NAH. Itu salah satu contoh memantaskan diri. (terlepas dari si cowok itu yang mungkin terlalu minder buat pedekate si cewek), tapi dia memiliki niatan untuk memantaskan diri dia buat orang terbaik nantinya. Atau seperti seorang temen gue yang lainnya, ketika ada perbincangan tentang tugas dan pacaran. Maksudnya, pacaran dan galauin pacar yang ngeganggu tugas. Seorang cewek bilang gini ke dia.

“Ah! Lo mah pikirannya tugas melulu sih. Sekali-kali pacaran donk.”

Jawabannya. “Eh, gue kerja kayak gini sekarang, itu buat menyiapkan hidup yang nyaman buat istri gue nantinya, berpikir tuh panjang ke depan. Emang elu. Kerjaannya galau doank, tugas ga ada yang beres.”

Kurang nyelekit apa tuh kalimat, tapi gue suka. Karena kalimat dia realistis.

Jadi buat lo yang masih memimpikan orang yang sama selama bertahun-tahun tapi belum punya sedikitpun kesempatan untuk sekadar menoel, mulailah ngaca dan introspeksi diri lo sendiri. Apa yang bisa lo lakukan untuk memantaskan diri? Mau punya soulmate yang berkualitas? Ya tingkatkanlah kualitas diri lo sendiri. Kadang untuk ngedapetin orang yang lo mau gak selalu dengan cara ngejar sampe titik darah penghabisan, tapi dengan memantaskan diri, bukan gak mungkin dia yang ngejar elo. Betewe, ini juga satu kalimat yang gue suka dari blog Emotional Flutter

“Sekali-kali biarkan si soulmate yang lari-lari ngejar kalian, jangan kalian melulu yang lari-lari ngejar dia.”

Itu gokil, bro! Mulai pantaskanlah diri lo, latih skill apapun yang lo punya, perbaiki penampilan, dan perkaya pengetahuan!

Salam Roti!