Sabtu, 02 Oktober 2010

Sorry

“Eh, sorry ya..”

“Buat apa?”

“Masalah yang dulu. Waktu kita SMP.”

“Enggak lah, gapapa.. gua udah lupain kok..” katanya dengan senyum mengembang.

Gua hanya bisa menatap kosong kedepan sambil ngunyah martabak dan nyedot es jeruk. Ternyata meminta maaf dengan sungguh-sungguh adalah hal yang sangat sulit. Bukan, bukan karena kita adalah musuh selama ini, justru sebelum gua menyampaikan permintaan maaf yang memalukan ini, dia sudah lebih dulu merentangkan tangannya dan memaafkan gua.

Gua dan teman-teman se-geng gua dulu, bisa begitu kejamnya menghakimi dia, menganggap bahwa dia cewek bodoh yang ga bisa apa-apa. Lantas karena kami semua ngerasa pinter. Juga betapa menyebalkannya gua, bagaimana mungkin gua merasa bahwa gua ada di pihak yang ga berdosa dan benar? Sampai dia meminta maaf pada gua LEBIH DULU. Padahal yang jelas-jelas antagonisnya adalah gua, dan teman-teman gua.

Permintaan maaf kali ini, anggaplah mewakili gua seorang. Teman-teman lama gua, itu hak mereka hendak merasa bersalah atau enggak. Tapi yang jelas gua merasa bersalah. Gua bukan seorang teman yang baik, dan ga pernah menjadi seorang teman yang baik untuk si teman gua satu ini.

Kisah-kisah gua tertoreh dengan nyata di blog gua. gua menghujat dia, dan gua merasa bahwa dia memang bodoh. Padahal gua yang bodoh, gua yang bersikap terlalu kekanakan. Dan saat gua membaca ulang tulisan-tulisan itu, gua tertegun. Bagaimana kalau gua jadi dia? Bagaimana kalau gua ada di posisi dia? Semua temen musuhin dia, hanya karena satu kesalahan yang tidak dia ketahui apa. Hanya karena dia pacaran sama cowok yang ga kita suka. O em ji.

Keluar dari lingkup pergaulan mereka, banyak memberikan gua pelajaran. saat gua belajar tentang dunia luar, dan saat gua belajar untuk dapat menilai suatu masalah dari pandangan yang objektif. Memang, sampai saat inipun gua masih ga suka sama si cowok So(k) badboy.

Gua masih ingin banyak bicara pagi itu, yah.. tapi pintu gereja udah kebuka. Biarlah, harusnya sorry itu bisa mewakili apa yang hendak gua bicarakan. Ga mungkin kan, gua harus pake insiden nangis terharu dan peluk-pelukan? Bisa jatoh image gua.

Tidak ada komentar: