My job need a detail, on schedule, dicipline, precise,
consistent people. Which is not me at
all. Turns out ini jadi sedikit tantangan buat gue dalam menghadapi pekerjaan
gue sendiri. The weird stuff is, I enjoy my job. I enjoy the challenge. I’m not
saying be a property valuer is my passion. It’s not precisely so. Karena
somehow, gue tetap craving aktivitas-aktivitas yang gue katakan sebagai passion
gue dalam keseharian gue. Seperti nulis dan nyanyi. Yah dan sejenisnyalah.
People say my job is boring.
Well, not for me. With all of the challenges, I still love
to do my job. Discover new stuff, new knowledge, new places, new people. Come
on, dua tahun kerja di bidang ini mungkin gue udah bisa ngelilingin seluruh
pulau Jawa dan Kalimantan. Though, having an annoying, challenging, sometimes
careless co-boss is a little bit frustrating. Well, everything is good.
Sampai, tentu aja, sifat gue yang ga konsisten, teliti,
disiplin itu menjadi masalah di tempat kerja gue. Seperti sering dateng siang,
tau-tau ijin, report sering salah (masalah margin dan spacing. Really????).
Adalah tentu aja, ini dunia kerja bukan dunia kuliah. Every working human
should come on time, on schedule, and stick to the rule.
Gue rasa ini saatnya gue menyadari hal itu. However, kok
makin lama, gue jadi memunculkan kebiasaan gue semasa kuliah.
“Mar, ini kan lo kerja. Lo ngerasa ga, sih, kebiasaan kuliah
lo balik lagi?” Medi told me.
“Iya sih... Abis gue tuh nggak mikirin kompetisi dan
sebagainya. Gue pengen belajar aja.”
“Lo pikir ini jaman kuliah? Lo kuliah belajar, terus sekarang lo kerja, belajar lagi? Ayolah... Profesional.
Ya oke, lah. Kalo lo mau belajar, sekalian aja belajar berkompetisi sama
disiplin.”
“I know...”
So... no more bullshit-ish resolution and stuff. I am
suppose to have my breakthrough at this phase of my life. Then make it real.
This is real life. Dan lagi, gue masuk ke salah satu perusahaan yang
diimpi-impikan orang-orang. Dengan bidang pekerjaan yang menyenangkan,
setidaknya bangun dan berangkat ke kantor tidak seberat dan semenyebalkan yang
orang-orang bilang, justru sebaliknya. What could I ask for more?
By the way, I adore this “Medi” figure. Sampe kadang-kadang
gue becandain “sakaw sama kerja”. I never thought that I will have someone to
match my way of thinking and support me mentally. So I thank her for that.
Anyway, ngeliatin dia kerjain tugas ataupun projek di luar
kuliah, bikin gue belajar banyak. Dan malu sendiri sih, to be honest. Endurance
kerjanya gila, dia bisa tahan di depan laptop mandangin garis-garis apaan tau
(bidangnya arsitek), berjam-jam sampai ga tidur. Biarpun abis itu anaknya bakal
ngeluh kecapekan. Two thumbs up for that attitude.
Jadi waktu gue digituin ama anak itu, gue jadi merenung
sendiri. I have to make this right, though. Seperti yang Harry (temen kuliah
gue dulu, sekarang jadi sekantor) selalu bilang, “Lakuin aja yang terbaik. Sisanya
yaudah, berserah.”
Atau waktu dia bilang, “Saya ga peduli sama kompetisi. Saya
ngelakuin yang terbaik yang saya bisa, sisanya bapak bisa nilai sendiri.”
Wogh such a quote of the day, my friends.
Ngomong-ngomong nih... Gue pindah ke kosan dekat kantor, dan
ketemu temen-temen baru lagi, which turns out, mereka pada seneng musik banget.
Dan bisa nyanyi semuanya, ini apa gue bikin girlband ya sekalian?
Salam Roti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar