Ceritanya dalam rangka inspeksi kerjaan, gue ke Nusa
Tenggara Barat kemarin.
Here’s the only sentence that can explain that place: IT WAS
SOOOO COOOOLLLLL
Sekarang gue ngerti kenapa mereka-mereka itu seneng
travelling. TRAVELLING IS COOOLL. Oke, tanpa melupakan bahwa perjalanan gue
kemarin adalah dalam rangka kerja. But still, ya. Gue datang ke tempat baru
sendirian bareng orang asing (klien gue dan supirnya). Lalu di hari-hari
terakhir gue hanya bersama si supir berkeliling Lombok.
Anyway, Lombok dan Bali itu emang semacam destinasi favorit
bule. Jadi banyak banget bule di sana. Gue mau cerita beberapa pengalaman gue
untuk memberanikan diri blend sama orang-orang asing di sana. Ini bukan
alay-alay norak yang jongkok sambil bawa kamera terus bilang, “Mister, foto
mister.”
No...
Ini dalam rangka...
I want to know another portion of the world outside of my
little box. By talking to foreigners.
Gue ngobrol dengan beberapa orang dari tiga kewarganegaraan.
Dan dapet pengalaman ga enak juga. At least, gue sudah mencoba ya. Kalo kata
caca, “We don’t have to try so hard for everyone.”
Firstly, gue ngobrol sama brazillian yang lagi asik-asik
berjemur. Si bule dan istrinya yang super seksi itu.
Gue lantas membuka percakapan, dan terlibat percakapan
awkward... tentang surfing. Jadi gue gegayaan aja buka omongan soal surfing,
turns out si bule itu suka surfing... while gue ga ngerti apa-apa soal surfing.
So... awkward when he replied to my questions. I just wanted to share about the
beaches in Sumbawa which are very good for surfing and clearly very, very
beautiful.
Secondly, gue ngobrol sama sekumpulan orang Inggris. That
bitches.
Jadi satu orang Inggris ini si gendut itu lagi pake-pake
baju yang ada motif batiknya. Kontan gue mikir dia beli itu di Lombok donk, ya.
Gue nanya gitu, “How much does it cost?”
Lalu dia melihat gue dengan jijik, dan bilang, “It’s not any
cheap. I bought it in England.”
“Oh, sorry I thought you bought it here.”
“No.”
Ga lama gue denger dia ngobrol ama temennya, bahas-bahas
soal, “Cheap skirt and cheap black shirt. Look at her bag.”
Gue nengok, lagi mikir mau teriak, “Anjing” apa “Asshole you
england bitch.”
Tapi gue sadar, dia lebih gendut dari gue, dia rame-rame,
dan gue sendirian di tempat asing. Jadi gue diem
sambil misuh-misuh ngeh kalo
yang lagi dia katain itu gue. Rasanya pengen gue sumpahin si gendut tenggelem
di lautan lepas diculik nyi roro kidul (versi lombok) dimakan ikan hiu, terus
dimuntahin lagi, terus terdampar di lautan terpencil sedunia.
I almost thought that all england people are asshole. Lalu
muncullah temennya si gendut ini dari dalem air. Senyum ke gue dan ngajak
ngobrol.
“Are you by yourself here?”
“Yeah, kinda. I have work here actually.”
“Oh, come on. Sit here. We can talk.”
Gue udah pengen bilang aja ke dia, “Why were your friend
being so rude?” tapi gue urungkan, masih sambil nyumpahin si gendut dalem hati.
Oh lupa. Jadi pas gue ngeliat sekumpulan gengnya si gendut
ini, gue notice ada satu yang kece banget.
Yawlah, perutnya, ada garis vertikal
yawlah. Ga kaya perut gue garisnya horisontal. Jadi gue lagi nyari cara biar
bisa ngobrol sama si perut bergaris vertikal ini. Mau nanya tips-tips diet dan
workout supaya badan gue kek dia.
Si gendut dan gengnya udah pergi ke tempat lain, tersisa si
cewek berabs vertikal ini dan si ramah tadi. Turns out, gue tau namanya adalah
Laura dan Monique (si cewek berabs horisontal). Karena aksen-aksen british nya
ini, gue pikir si Laura itu Norah. Tau lah aksen-aksen anjing itu.
I shaked their hands, and told Monique, “I’m Marisa, you’re
so pretty, Monique.”
Monique diem-diem songong tapi senyum, “Really, thank you.”
Si Laura ngeliatin muka gue terus, “Hey, I like your make
up. I think it’s good.”
“Is it?”
Rasanya gue pen ngaca di genangan air laut memastikan apa
yang bagus dari eyeliner berantakan ini.
“I think it’s messy.”
“Nooo, it is not.”
Belakangan gue baru tau, si Laura ini make up artist. Dia
nunjukkin gue beberapa karyanya make-up in orang Asia yang monolid kek gue.
Then she gave me some tips about creating bigger eyes by using eye shadow and
stuff. Sesuatu yang tidak pernah gue lakukan biarpun udah liat tutorial
youtubenya puluhan ribu kali.
Gue ngobrol sama Laura masih sambil diem-diem ngeliatin
perut Monique yang entah mengapa menggoda itu.
Anyway, we ended our conversation.
Ketiga adalah, waktu lagi di bar hotel gue (gaya banget gue
di sana, breakfastnya di Bar tepi pantai). Bangun-bangun, ternyata supir gue
telat jemput. Jadi gue nongkrong dulu minum kopi Lombok (yang enak itu), sambil
makan toast. Lantas ada dua tante-tante bule di sana, kalo ga salah gue liat
mereka juga pas malamnya. Gue pikir mereka turis juga.
Jadi gue tanya soal Sumbawa serta pulau lainnya apakah
mereka pernah ke sana.
“Yess, I know Sumbawa. We live here.”
“Oh. Okay.”
Masih ga nyambung sama maksud dia, gue masih assume dia
adalah turis yang stay lama di Lombok.
Lalu ngobrol kesana kemari, gue nanya lagi, dia udah pernah
kemana aja di Indonesia, “Are you here for holiday or something? Have you
visited Jakarta, yet?”
“No, we live here, Marisa.”
“What? Sorry, I don’t get it.”
“We live here. This is ours.”
Masih mengerutkan kening gue.
“This bar, La Chill Bar, is ours.”
“Ah... Sorry, I didn’t realize it.”
“Nah, that’s okay.”
Jadi turns out mereka adalah bule aussie yang buka bisnis di
sini. Lalu gue ngadu soal si gendut yang kemarin.
Gue cerita she was so rude etc.
“Really, they are nice though.”
“I don’t know. That was the first time I spoke to England
people, and it was a really bad experience.”
“Oh... I’m sorry to hear that. But you know, some people are
nice, and some people are rude. You can not generalize people by where they
come from.”
“I know, but yaa. Still.”
“Well, I have to admit, that a few people with more money,
will think that they are better than the other (means the england people).”
“Nah, that’s what I meant, Sue.” (oh dua tante itu namanya
Sue dan July)
Jadi sama si bule aussie super nice ini gue cerita gue suka
nulis dan sebagainya. That writing is more fulfiling tbh than the job that I do
now, “But, we need money, right. Though, I’m interested in my field, Real
Estate, but... I just love writing more.”
Tiap gue ngomong, Sue jadi selalu nambahin, “You should be a
writer, Marisa.”
“Yes, I want to have a business also. But for later, maybe.”
“And be a writer, too. Okay?”
“Yeah of course. I will be a writer, Sue.”
“Be a writer, and have your business.”
“Sure.” (angkat jempol)
Jadi setelah mendatangi beberapa tempat-tempat keren di Nusa
Tenggara Barat, dan mendapatkan beberapa pengalaman menarik di sini (sekalian
ngelatih inggris gue), gue udah ga tau malu lagi buat ngomong bahasa inggris,
mau salah mau bener. Bodo amat.
Lagian gue ga dikira orang Indonesia di sini, pas abis gue
ngobrol ama Sue dan July, si mba-mba waitress nya komen, “Mba, saya pikir mba
bukan orang Indonesia. Saya pikir orang Hongkong. Mukanya Cina banget, ya.”
“Iya, mba. Hehe.”
“Apa ada keturunan?”
“Ya...” Ini gimana cara jelasin gue keturunan tapi bukan
yang cina-cina banget ya. Emang nurun aja entah dari keturunan sekian puluh
berapa. Nggak tau buyut gue yang ke berapa yang cina beneran. Mungkin ratusan
buyut sebelumnya yang cina asli. “...ya ada keturunan sih, Mba.”
“Pantesan... ga kaya orang Indonesia.”
Ah yasudahlah. Biarkan dia berpikir gue memang ada buyut
cina hongkong.
Selama di sana, gue juga baru ngeh, gue ga pernah diajak
ngomong bahasa Indonesia. Kalo ga diajak ngomong Inggris, pasti ngomong
mandarin. Ya gue mah senyum-senyum aja. Entar pas mo mesen baru,
“Mas, menunye
mane.”
“Eh, saya pikir bukan orang Indonesia, Mbak.”
Betewe, Laura sama Sue muji inggris gue “Fantastic” (their
words, not mine). Ini gara-gara kebanyakan nonton youtube sama bokep in
english. Take notes people, nontonlah bokep dalam bahasa inggris.
AH. Rasanya kurang lengkap kalo kita cerita tanpa oleh-oleh
ya sister. Let me share the beauty in Indonesia’s Islands.
Waktu nyebrang dari Pelabuhan Poto Tano (Sumbawa Barat) ke Pelabuhan Kahyangan (Lombok) |
Pantai di hotel gue di Lombok (Senggigi Beach to be precise) |
ini juga waktu di kapal gue foto di bagian samping kapal |
Nah itu Pelabuhan Poto Tano. Beautiful, isn't it? |
Yang ini penginapan gue pas di Sumbawa. Do you see how beautiful the beach is? |
Gue breakfast toast with jam sambil mandangin ginian sister (Pantai Rantung, Sumbawa Barat) |
Rantung, Sumbawa Barat
Salam Roti!
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar