Selasa, 16 April 2013

Re-Dream and Some(one)thing New..


Gue (beberapa detik lalu) memiliki rencana mulia untuk posting mengenai kemandirian gue sebagai roti ranger yang naik angkot jembatan dua-grogol tiap hari ke kampus. Sebetulnya melalui observasi dangkal gue selama ini, gue memiliki beberapa klasifikasi kriteria supir angkot yang lumayan variatif. Tapi mandek di tengah-tengah. MEH.  Gue gak lanjut, dan gue beralih ngeliat-liat post blog gue waktu gue SMA, sekitar sma1 sepertinya.


Gue ngakak. Ngakaknya dalam hati tapi, karena kalo enggak, gue akan terlihat freak ngakak sendiri di kamar. -_____-

Reaksi utama gue waktu baca postingan2 dulu gue. Nyengir. Nyengir mengernyit aneh. Seperti ada penyakit kejiwaan gue pada masa itu. Freak abis. Mungkin kalo orang bilang alay adalah satu tahap menuju kedewasaan, itu adalah tahap alay gue. Gak boong. Gue alay parah. Alay abege sok pinter dan dewasa menggelikan. Brrrh.

Ada sesuatu yang bergejolak di perut gue, rasanya pengen bikin gue gerakin kursor ke arah “delete post” karena sumpah, ini postingan pada jaman itu kayak semacam aib masa muda gue yang gue keluarkan begitu saja kepada massa. EUGH.

Dan berkali-kali juga gue mengurungkan niat itu, karena sekali lagi. Inilah kenangan, inilah gue inilah gue yang dulu, dan inilah gue sekarang. Gak Cuma teman lama yang bisa jadi refleksi bagaimana elo sekarang, menurut gue, blog adalah salah satu sarana pencerminan diri tentang sudah seberapa jauh lo berubah.

Gue berubah. Dan kearah yang lebih baik semoga.

OKE TETAP GUE MENGGELIKAN DULUNYA!!!!

Oh dan gue belajar. Waktu baca tentang list impian gue di masa lalu. Gue belajar kalo gue ngasal banget, gue bikin impian hanya karena gue suka atau apapun. Gue pikir itu indahnya masa muda gue, gue berani memimpikan apapun, segila apapun, semacam masuk UI atau bikin production house film porno. At least, terlepas dari betapa menggelikannya impian gue, gue berani bermimpi.

Gue menganggap realita itu bullshit dan gak ada. Gue menganggap orang dewasa itu konyol karena mereka terlalu melihat realita untuk berani bermimpi. Well. Persepsi yang sedikit salah, ya sepertinya.

Karena sekarang, gue sudah menemukan definisi baru dari mimpi yang sebenarnya. (untuk masa ini). Kedewasaan gak berarti harus membuat lo takut akan semua mimpi-mimpi lo, atau jadi semakin jiper sama kerasnya dunia yang entah kenapa kesadaran itu dengan umur kita selalu terlihat berbanding lurus. (bahasa gue mulai teknik. Iya gue tau. Karena gue anak teknik. Sudah lah..)

Gue pengecut. Gue pengecut terpengecut yang selalu gak tahu harus gimana melakukan sesuatu, yang gak pernah berani ngambil keputusan, karena gue selalu takut dengan konsekuensinya. Beda dengan beberapa orang yang gue tahu gak pernah memikirkan hukum konsekuensi dan tanggung jawab. Buat gue, itulah anak muda yang sebenarnya. Gue membuang terlalu banyak masa muda gue dengan banyak berpikir dan merasa takut bertanggung jawab. And yes, gue pengecut, gue penakut. Apapun itu.

Bagi gue, ketidak tahuan adalah fenomena mengerikan. Ketidak tahuan berarti lo gak akan punya persiapan apapun untuk yang akan terjadi, ketidak tahuan berarti lo gak tahu konsekuensi seperti apa yang lo terima, atau mungkin lo punya kemungkinan itu, tapi lo tetep gak punya kepastian akan segalanya. Itu ngeri. Mungkin itu salah satu alasan gue suka akuntansi, akuntansi seperti pereda stress, mudah dikendalikan dengan angka-angka yang bertebaran. Gampang, gak perlu banyak mikir dan menganalisa kemungkinan lainnya. Gue Cuma tinggal ikutin kemana arahnya angka-angka itu. Itu bikin gue rileks. Itu zona nyaman gue.

Tapi itu salah. Zona nyaman itu zona yang salah untuk orang dengan impian sebesar gue.

Zona nyaman itu menenangkan, tapi gak membahagiakan. Dan gue mau belajar untuk ngambil resiko-resiko itu. Gue inget pernyataan konyol gue udlu. “Hidup itu gak pernah ngalir aja...” kepada seorang teman yang moto hidupnya.. “Biarkan ngalir aja.” (halo, kopi. Mehehe). Karena membiarkan hidup lo ngalir aja itu penuh resiko. You’ll never know. Tapi semua manusia kan belajar, untuk kali ini, biarkan gue belajar memakai konsep “ngalir aja” itu. Nah, thats okay i guess.  Gue masih muda, umur gue masih panjang, dan gue harus mencoba segalanya.

Mengenai impian. Memasuki jenjang kedewasaan, sedikit demi sedikit mata lo dibuka tentang dunia. Tentang interaksi satu orang dengan yang lainnya, interaksi satu manusia dengan kelompoknya, satu manusia dengan pasangannya, satu manusia dengan keluarganya. Manusia dengan kehidupannya. Dunia itu variatif, gue menemukan berbagai jenis macam orang, dan itu memberikan gue banyak sekali pandangan tentang kehidupan.

Kedewasaan gak bikin gue jiper lantas meredupkan semangat gue meraih mimpi. Enggak, tapi sekarang gue lebih pinter menyusun draft impian gue, lebih sistematis, dan lebih realistis. Oh enggak, komposisinya gak kalah sama impian gue pada SMA dulu, tapi kali ini impian-impian gue, lebih gue. Lebih gue. Kedewasaan berarti gue menemukan impian yang akan bikin gue bahagia. Apapun itu. Sedangkan ketika SMA, gue gak ngerti makna menikmati hidup lo untuk kelak nanti.

Gue percaya, hal sekecil apapun. Langkah sesederhana apapun, pilihan sesulit apapun, selama lo melakukannya dengan orientasi meraih impian lo, semuanya bisa terasa nyata, dan mungkin, lo gak akan lagi nyebut itu impian, mungkin... mungkin lo mulai bisa nyebut itu sebagai “masa depan” lo. Thats great! Jadi bermimpilah. Sedewasa apapun lo, setua apapun elo. Bermimpilah. Karena impian juga yang bikin hidup lo gak seperti sekedar mimpi.

Gue optimis, entah kenapa gue optimis masa depan gue bakal cerah gemilang. Optimis hadir dari keyakinan, dan entah kenapa gue yakin. Terlepas dari betapa gak produktifnya gue belakangan ini, gue percaya “all in good times” the best thing will happen, soon.

Jadi keluarga, percayalah saya bakal ngelarin kuliah saya yang susahnya seadujubila ini, teknik yang menggentarkan nurani ini *lebbeeyyy*. Tugas yang menenggelamkan ini. Karena sekedar ngelarin kuliah bukan masalah susah buat gue.

Oh! Plis. Gue gak bakal hamil di luar nikah, pacaran, trus tiba-tiba kehilangan virginitas gue atau apapun. Gue punya kontrol diri yang kuat, terlalu kuat, hasilnya adalah pernyataan di atas (takut sama semuanya), gue akan memadukan kontrol diri berlebihan gue dengan impian-impian yang akan bikin gue memberontak sama kontrol diri itu. Apapun itu. Percaya aja gue akan bersinar.

 Evaluasi gue untuk kali ini adalah.

GUE HARUS BELAJAR LEBIH BERANI KARENA GUE ADALAH.....

ROTI AWESOME MATURE RANGER!


Untuk teman spesial diluar sana yang memporak porandakan pikiran gue selama sebulan terakhir, hey, i learned a lot from you. And thats pretty cool. Dan gue gak bisa ngomong ini langsung, (karena akan terdengar lebay) tapi, gue ada buat lo, lo memberi banyak pelajaran, semoga gue juga.. Gak ada aturan saklek apapun tentang hubungan yang baru, status bukan hal penting, perasaan itu hal yang penting. Jadi gue akan tetap jadi orang yang sama, dengan status baru dan rasa yang gak terdefinisikan ini. Ketakutan-ketakutan lo, pasti ada solusinya, dan gue sabar aja dengan itu. We can learn together. Siapa yang tau akan dibawa kemana semuanya.

Jadi ketika malem super awkward itu gue mendadak aneh dan mengucapkan hal-hal aneh, percayalah. Itu KARENA PENGALAMAN LALU GUE KAYAK GITU (dan gue super malu, but yeah, you are still you, yang akan menjawab dengan .. “okay, gue santai kok.” Whatever.). Jadi gue bingung menyesuaikan dengan suasana baru ini, so yea. Gue belajar, lo belajar. Sama-sama belajar lah. Dibawa santai dan ngalir aja. *peluk hangat virtual dari sebelah sini*.

DAAAANNN, gue merasa hidup gue sangat bahagia beberapa waktu belakangan ini. Tapi rasa syukur gue tentang hidup gue, kini juga disertai masalah-masalah baru yang timbul di keluarga gue. And i think its okay, hidup tanpa masalah, lo gak akan ngerasain nikmatinya meraih sesuatu tanpa masalah. Gue juga merasa ada yang salah dengan aspek sosial gue akhir-akhir ini. Tapi ya itu, gue akan segera mencari solusi untuk masalah-masalah gue, selalu ada pelajaran yang diambil dari setiap masalah.

By the way, kayaknya sekarang saatnya gue ngurusin badan. (UDAH NGOMONG BERAPA RIBU KALI, MAR???). Ini serius. -______-

Anyway, bagi yang membaca blog roti, terima kasih telah berkunjung. Gue mau terbang dulu sekarang, mau ngecek kelembaban dan kecantikan roti-roti kesayangan di pabrik gue. Soo. Dedaaahh.

Salam roti!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

like this! bahasa lo entah kenapa sangat berat, sungguh super sekali marisa teguh.