Merasa gak sih hari-hari ini Jakarta nambah panas dan panas aja?? Gue pikir ini hanya perasaan gue semata, sampe si Jenny ngomong.. ‘Ini gara-gara gue yang sakit darah dingin, apa emang cuacanya seharian panas banget ya??’ errr, kelihatannya sihh. Jakarta sedang terpanggang sekarang. Begitu juga si cete yang memang kebetulan dua hari yang lalu sedang sakit.. “Kayaknya sakit gue parah banget nih, badan gue sampe kepanasan keringetan gini.” Errrr kayaknya emang panas buanget deh.
Jangankan mereka yang badannya mungil-mungil, gue yang gede begini aja serasa oksigennya terserap habis, pengap! Keringetan, dan tak berdaya. Enci gue pun juga bilang kemarin, cuaca akhir-akhir ini semakin parah. Itulah, fenomena ini yang memancing gue untuk membahas mengenai bumi dan kiamat. Seperti satu quotes yang pernah gue bagikan sewaktu presentasi, “The only thing, human have in common, is earth.” Well, gimana jadinya kalo bumi kita terbombardir oleh hujan meteor ataupun sinar ultraviolet?
Gak kebayang. Tapi gue gak pengen lagi membahas soal proses ilmiah tentang terjadinya kiamat bla bla bla.. terlalu membosankan, gue punya hal yang lebih menarik lagi *setidaknya buat gue*. Kisah ini mungkin udah ada beberapa di antara kalian yang denger, tapi cici dari teman gue tercinta si juvendi itu mengalami satu mimpi yang aneh. Mimpi yang di ceritakan ulang oleh si juvendi meskipun pake “emmh, emmh, gue lupa nih ya. Tapi gue cerita garis besarnya aja ya..” dan itu diucapkan kurang lebih 5 kali oleh dia. Errr, berhubung gue belom mendapat cerita lengkapnya, menyusul ya.
Anyway, gue inget banget gimana dulu, gue bukan tipikal orang yang percaya Tuhan. Ngomong-ngomong, gue bahkan sempet membuat pernyataan semacam ini “Tuhan itu mungkin Cuma karang-karangan yang di buat manusia supaya kita merasa punya pegangan dan keyakinan aja. Cuma sugesti, Tuhan itu gak ada. Cuma permainan yang dibuat pikiran manusia..” dan jangan Tanya seberapa sering gue bertanya “Dinosaurus apa Adam duluan sih yang muncul? Gak jelas banget.” Atau “Jadi Tuhan tuh tiga apa satu???” pokoknya pertanyaan2 skeptis dan sok logis itu ibarat udah jadi menu sehari-hari di pikiran gue deh.
Gue hobi banget, hobi debat sama orang Kristen dan memojokan Tuhan maupun si Kristen itu sendiri, dengan segala pandangan-pandangan gue yang sinis. Dan setiap kali tante gue nyuruh ke gereja, gue bakal memberi pertanyaan2 sok logis itu sampe dia mati kutu dan akhirnya pertanyaan terakhir gue.. “Buat apa ke gereja?” well, gua SEKIA banget. Sekia=childish
Hingga, gue dateng dan mengikuti komunitas orang-orang katolik. Gue suka di sini, mereka semua terbuka dan ramah. Pokoknya gue merasa seperti di rumah gue sendiri lah. Padahal sebelumnya gue selalu alergi di gereja, ibarat kayak ada kutu yang di tempel di bawah kulit gue. Dari sini gue baru belajar banyak tentang memuji Tuhan, karena kebetulan gue tiba-tiba jadi aktivis pemusik di sana. Gue punya banyak pertanyaan untuk si koko gereja, karena kebetulan dia juga ngalamin masa-masa gamang kayak gue.
“Tuhan itu dari mana sih? Tiga apa satu?” dan tiba-tiba dia cerita sama gue tentang kisah seorang anak bernama Santo. *err kyaknya udah gue ceritain di blog lalu. Yaudah deh cerita lagi*
Si anak bernama Santo ini tipikal bocah pintar yang penuh rasa ingin tahu, dan suatu hari dia mempertanyakan mengenai keberadaan Tuhan. Dia beli semua buku yang dia liat berhubungan sama hal itu, dan dia cari. Tapi bertahun-tahun dia nyari, dia gak pernah ketemu jawabannya. Hingga satu hari, dia jalan-jalan di pantai. Dia liat seorang bocah kecil yang gali pasir hingga membentuk satu lubang, lalu dia ambil ember dan dia ngisi lubang itu pake air laut. Terus-terus, hingga si Santo penasaran lalu nanya.
“Kamu ngapain mindahin air laut ke dalam sini?” dan ternyata si anak itu pengen mindahin air laut ke dalam lubang kecil itu. kemudian Santo baru berpikir, gimana mungkin, semesta yang sebesar ini di jejalkan ke otak dia yan gkecil? Seperti gue, yang mungkin nyerna teori fisika pun gue harus jambak rambut sampe botak?? Gimana mungkin gue mau mempelajari seluruh isi dunia?? Dan senior gue memang pernah bilang … “Tuhan jauh lebih jenius dari pada lo..” perlahan-lahan gue sih baru mulai mengendurkan hati dan membuka pikiran. Jadi gue gak mau ngebahas banyak soal Tuhan blab la bla, gue bukan orang yang sereligius itu. intinya satu, gue percaya. Dan semua langkah kehidupan gue itu sudah ada jalannya. Yang pasti itu yang terbaik.
Yang membuat gue geli, gue menemukan duplikat gue yang dulu baru-baru ini. Orang yang skeptic dan sinis. Man. Gue tau gimana rasanya jadi orang yang begitu, dan debat bukan satu solusi. Tapi gue juga gak memegang teguh “Persepsi kita beda, buat apa di perdebatin? Mungkin buat dia itu bener, dan gue harus bisa maklumin.” Karena tetep menurut persepsi gue pendapat-pendapat dia dan gue yang dulu itu kurang tepat, dan bukan satu hal yang bisa maklumin. Cuma seperti gue juga, selalu ada hal yang bisa merubah persepsi dan pemikiran orang lain, gue pikir pemaksaan dan tindak anarkis bukan satu cara yang baik untuk di praktekan. Makanya gue suka mendadak sebel kalo bokap gue dipaksa masuk ke agama oknum yang suka memaksa itu.
Mungkin si senior, temannya, dan teman gue yang lain itu orang-orang yang dikirim Tuhan untuk merubah gue. Well. Mungkin banget.
Ngomongin soal kiamat *berhubung paragraph pertama gue soal itu* gue percaya kiamat itu ada, dan seperti gue pernah ngomong dulu banget. silahkan anda datang. Bukannya memang itu pasti ada? Manusia hidup ada matinya. Mobil baru ada rusaknya. Kenapa bumi enggak??
Pasti gue kesurupan karena gue nulis ini jam sebelas malam, dan mat ague udah redup2 lima watt gimana gitu..
1 komentar:
mar, ada salah dikit awkawk.
sorry gw ralat dikit ya.
bukan cerita seorang anak bernama Santo euy.
Yang bener cerita tentang ST. Agustinus
Jadi ceritanya dia dikasih pertanyaan tentang Tuhan, tentang Trinitas, tentang Tuhan tinggal dimana, dsb2.
Dia tuh seorang pandai yang dipandang, tapi dia sempet jadi arogan.
Bertahun tahun dia nyari jawabannya, tapi ga ketemu. Sampai akhirnya, dy merenung, dy mendalami pemikirannya, sampai dia tiba di suatu pantai.
Di pantai itu dia ngeliat anak kecil yang bolak-balik bawa ember, yg tuh anak kecil isi air laut buat ngisi sebuah lubang kecil.
.............................dst
Posting Komentar