Gue (beberapa detik lalu) memiliki rencana mulia untuk
posting mengenai kemandirian gue sebagai roti ranger yang naik angkot jembatan
dua-grogol tiap hari ke kampus. Sebetulnya melalui observasi dangkal gue selama
ini, gue memiliki beberapa klasifikasi kriteria supir angkot yang lumayan
variatif. Tapi mandek di tengah-tengah. MEH.
Gue gak lanjut, dan gue beralih ngeliat-liat post blog gue waktu gue SMA,
sekitar sma1 sepertinya.
Gue ngakak. Ngakaknya dalam hati tapi, karena kalo enggak,
gue akan terlihat freak ngakak sendiri di kamar. -_____-
Reaksi utama gue waktu baca postingan2 dulu gue. Nyengir.
Nyengir mengernyit aneh. Seperti ada penyakit kejiwaan gue pada masa itu. Freak
abis. Mungkin kalo orang bilang alay adalah satu tahap menuju kedewasaan, itu
adalah tahap alay gue. Gak boong. Gue alay parah. Alay abege sok pinter dan
dewasa menggelikan. Brrrh.
Ada sesuatu yang bergejolak di perut gue, rasanya pengen
bikin gue gerakin kursor ke arah “delete post” karena sumpah, ini postingan
pada jaman itu kayak semacam aib masa muda gue yang gue keluarkan begitu saja
kepada massa. EUGH.
Dan berkali-kali juga gue mengurungkan niat itu, karena
sekali lagi. Inilah kenangan, inilah gue inilah gue yang dulu, dan inilah gue
sekarang. Gak Cuma teman lama yang bisa jadi refleksi bagaimana elo sekarang,
menurut gue, blog adalah salah satu sarana pencerminan diri tentang sudah
seberapa jauh lo berubah.
Gue berubah. Dan kearah yang lebih baik semoga.
OKE TETAP GUE MENGGELIKAN DULUNYA!!!!
Oh dan gue belajar. Waktu baca tentang list impian gue di
masa lalu. Gue belajar kalo gue ngasal banget, gue bikin impian hanya karena
gue suka atau apapun. Gue pikir itu indahnya masa muda gue, gue berani
memimpikan apapun, segila apapun, semacam masuk UI atau bikin production house
film porno. At least, terlepas dari betapa menggelikannya impian gue, gue
berani bermimpi.
Gue menganggap realita itu bullshit dan gak ada. Gue menganggap
orang dewasa itu konyol karena mereka terlalu melihat realita untuk berani
bermimpi. Well. Persepsi yang sedikit salah, ya sepertinya.
Karena sekarang, gue sudah menemukan definisi baru dari
mimpi yang sebenarnya. (untuk masa ini). Kedewasaan gak berarti harus membuat
lo takut akan semua mimpi-mimpi lo, atau jadi semakin jiper sama kerasnya dunia
yang entah kenapa kesadaran itu dengan umur kita selalu terlihat berbanding
lurus. (bahasa gue mulai teknik. Iya gue tau. Karena gue anak teknik. Sudah lah..)
Gue pengecut. Gue pengecut terpengecut yang selalu gak tahu
harus gimana melakukan sesuatu, yang gak pernah berani ngambil keputusan,
karena gue selalu takut dengan konsekuensinya. Beda dengan beberapa orang yang
gue tahu gak pernah memikirkan hukum konsekuensi dan tanggung jawab. Buat gue,
itulah anak muda yang sebenarnya. Gue membuang terlalu banyak masa muda gue
dengan banyak berpikir dan merasa takut bertanggung jawab. And yes, gue
pengecut, gue penakut. Apapun itu.
Bagi gue, ketidak tahuan adalah fenomena mengerikan. Ketidak
tahuan berarti lo gak akan punya persiapan apapun untuk yang akan terjadi,
ketidak tahuan berarti lo gak tahu konsekuensi seperti apa yang lo terima, atau
mungkin lo punya kemungkinan itu, tapi lo tetep gak punya kepastian akan
segalanya. Itu ngeri. Mungkin itu salah satu alasan gue suka akuntansi,
akuntansi seperti pereda stress, mudah dikendalikan dengan angka-angka yang
bertebaran. Gampang, gak perlu banyak mikir dan menganalisa kemungkinan
lainnya. Gue Cuma tinggal ikutin kemana arahnya angka-angka itu. Itu bikin gue
rileks. Itu zona nyaman gue.
Tapi itu salah. Zona nyaman itu zona yang salah untuk orang
dengan impian sebesar gue.
Zona nyaman itu menenangkan, tapi gak membahagiakan. Dan gue
mau belajar untuk ngambil resiko-resiko itu. Gue inget pernyataan konyol gue
udlu. “Hidup itu gak pernah ngalir aja...” kepada seorang teman yang moto
hidupnya.. “Biarkan ngalir aja.” (halo, kopi. Mehehe). Karena membiarkan hidup
lo ngalir aja itu penuh resiko. You’ll never know. Tapi semua manusia kan
belajar, untuk kali ini, biarkan gue belajar memakai konsep “ngalir aja” itu. Nah,
thats okay i guess. Gue masih muda, umur
gue masih panjang, dan gue harus mencoba segalanya.
Mengenai impian. Memasuki jenjang kedewasaan, sedikit demi
sedikit mata lo dibuka tentang dunia. Tentang interaksi satu orang dengan yang
lainnya, interaksi satu manusia dengan kelompoknya, satu manusia dengan
pasangannya, satu manusia dengan keluarganya. Manusia dengan kehidupannya.
Dunia itu variatif, gue menemukan berbagai jenis macam orang, dan itu
memberikan gue banyak sekali pandangan tentang kehidupan.
Kedewasaan gak bikin gue jiper lantas meredupkan semangat
gue meraih mimpi. Enggak, tapi sekarang gue lebih pinter menyusun draft impian
gue, lebih sistematis, dan lebih realistis. Oh enggak, komposisinya gak kalah
sama impian gue pada SMA dulu, tapi kali ini impian-impian gue, lebih gue. Lebih
gue. Kedewasaan berarti gue menemukan impian yang akan bikin gue bahagia. Apapun
itu. Sedangkan ketika SMA, gue gak ngerti makna menikmati hidup lo untuk kelak
nanti.
Gue percaya, hal sekecil apapun. Langkah sesederhana apapun,
pilihan sesulit apapun, selama lo melakukannya dengan orientasi meraih impian
lo, semuanya bisa terasa nyata, dan mungkin, lo gak akan lagi nyebut itu
impian, mungkin... mungkin lo mulai bisa nyebut itu sebagai “masa depan” lo. Thats
great! Jadi bermimpilah. Sedewasa apapun lo, setua apapun elo. Bermimpilah. Karena
impian juga yang bikin hidup lo gak seperti sekedar mimpi.
Gue optimis, entah kenapa gue optimis masa depan gue bakal
cerah gemilang. Optimis hadir dari keyakinan, dan entah kenapa gue yakin. Terlepas
dari betapa gak produktifnya gue belakangan ini, gue percaya “all in good times”
the best thing will happen, soon.
Jadi keluarga, percayalah saya bakal ngelarin kuliah saya
yang susahnya seadujubila ini, teknik yang menggentarkan nurani ini
*lebbeeyyy*. Tugas yang menenggelamkan ini. Karena sekedar ngelarin kuliah
bukan masalah susah buat gue.
Oh! Plis. Gue gak bakal hamil di luar nikah, pacaran, trus
tiba-tiba kehilangan virginitas gue atau apapun. Gue punya kontrol diri yang
kuat, terlalu kuat, hasilnya adalah pernyataan di atas (takut sama semuanya),
gue akan memadukan kontrol diri berlebihan gue dengan impian-impian yang akan
bikin gue memberontak sama kontrol diri itu. Apapun itu. Percaya aja gue akan
bersinar.
Evaluasi gue untuk
kali ini adalah.
GUE HARUS BELAJAR LEBIH BERANI KARENA GUE ADALAH.....
ROTI AWESOME MATURE RANGER!
Untuk teman spesial diluar sana yang memporak porandakan
pikiran gue selama sebulan terakhir, hey, i learned a lot from you. And thats
pretty cool. Dan gue gak bisa ngomong ini langsung, (karena akan terdengar
lebay) tapi, gue ada buat lo, lo memberi banyak pelajaran, semoga gue juga.. Gak
ada aturan saklek apapun tentang hubungan yang baru, status bukan hal penting,
perasaan itu hal yang penting. Jadi gue akan tetap jadi orang yang sama, dengan
status baru dan rasa yang gak terdefinisikan ini. Ketakutan-ketakutan lo, pasti
ada solusinya, dan gue sabar aja dengan itu. We can learn together. Siapa yang
tau akan dibawa kemana semuanya.
Jadi ketika malem super awkward itu gue mendadak aneh dan
mengucapkan hal-hal aneh, percayalah. Itu KARENA PENGALAMAN LALU GUE KAYAK GITU
(dan gue super malu, but yeah, you are still you, yang akan menjawab dengan .. “okay,
gue santai kok.” Whatever.). Jadi gue bingung menyesuaikan dengan suasana baru
ini, so yea. Gue belajar, lo belajar. Sama-sama belajar lah. Dibawa santai dan
ngalir aja. *peluk hangat virtual dari sebelah sini*.
DAAAANNN, gue merasa hidup gue sangat bahagia beberapa waktu
belakangan ini. Tapi rasa syukur gue tentang hidup gue, kini juga disertai
masalah-masalah baru yang timbul di keluarga gue. And i think its okay, hidup
tanpa masalah, lo gak akan ngerasain nikmatinya meraih sesuatu tanpa masalah. Gue
juga merasa ada yang salah dengan aspek sosial gue akhir-akhir ini. Tapi ya
itu, gue akan segera mencari solusi untuk masalah-masalah gue, selalu ada
pelajaran yang diambil dari setiap masalah.
By the way, kayaknya sekarang saatnya gue ngurusin badan.
(UDAH NGOMONG BERAPA RIBU KALI, MAR???). Ini serius. -______-
Anyway, bagi yang membaca blog roti, terima kasih telah
berkunjung. Gue mau terbang dulu sekarang, mau ngecek kelembaban dan kecantikan
roti-roti kesayangan di pabrik gue. Soo. Dedaaahh.
Salam roti!
1 komentar:
like this! bahasa lo entah kenapa sangat berat, sungguh super sekali marisa teguh.
Posting Komentar